Petra, Yordania (ANTARA News) - Tim aju awal misi kemanusiaan asal Indonesia, Minggu pagi sekira pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB), meninggalkan Amman, Yordania untuk mencoba masuk ke Jalur Gaza Palestina melalui perbatasan Mesir. Wartawan ANTARA Andi Jauhari dari kawasan Petra --sebuah tempat transit bagi kendaraan yang hendak menuju Jalur Gaza, yang berjarak 40 Km dari Amman, ibukota Yordania melaporkan, perjalanan menuju perbatasan Mesir-Jalur Gaza itu diperkirakan ditempuh sekira 12 jam. "Dengan penambahan waktu pengecekan keimigrasian dan keamanan, perjalanan sepanjang 900 Km-an ini diperkirakan dicapai 12 jam," kata Bachtiar Saleh, Sekretaris II Kedubes RI Amman saat rehat di tempat transit itu. Tim aju awal misi kemanusiaan Indonesia yang selama dua hari (2-3/1) berada di Amman telah menyelesaikan tugas memberikan bantuan dua ton obat-obatan serta uang tunai Rp2 miliar untuk membantu rakyat Palestina yang menjadi korban agresi militer Israel di Jalur Gaza, sejak 27 Desember 2008. Bantuan itu diserahkan kepada Menteri Kesehatan Palestina dr Fathi Abu Moughli untuk kemudian disalurkan ke Jalur Gaza lewat Tepi Barat. Namun karena untuk masuk Gaza lewat pintu perbatasan Yordania harus melalui wilayah Israel, tim kemanusiaan bersama sejumlah wartawan Indonesia yang meliput gagal masuk langsung ke Gaza akibat kondisi itu. Selanjutnya bantuan tersebut mesti dibawa atas kerjasama dengan LSM milik Raja Yordania sebagai satu-satunya lembaga yang selama ini mendapat izin Israel untuk bisa masuk ke Gaza melalui wilayah Israel. Anggota tim kemanusiaan itu adalah Ketua Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Depkes dr Rustam S Pakaya, MPH, Direktur Urusan Timur Tengah Deplu Aidil Chandra Salim, dr Lucky Tjahjono (PPK Depkes), Presidium MER-C dr Joserizal Jurnalis, SpBO, dr Mohammad Mursalim (MER-C), dr Agus Kooshartoro dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dr Basuki Supartono (BSMI) dan dr Arif Rahman (Muhammadiyah). Sedangkan wartawan yang meliput adalah Hanibal Widada Yudya Wijayanta ANTV), Firtra Ratory (TVOne), Mahendro Wisnu Wardono (Metro TV), Sahlan Basir (TVRI), Ismail Fahmi (TV One) dan Nirzam Fahmi (Trans TV). Menurut Bachtiar Saleh, jalur yang dilalui dalam perjalanan ke perbatasan itu dari Amman menuju Pelabuhan Aqabah yang berjarak 300 Km. Kemudian setiba di Aqabah akan menyebrang ke daerah Taba, yang sudah masuk wilayah Mesir dengan kapal feri selama 45 menit. Dari Taba, perjalanan berlanjut menuju ibukota Mesir, Kairo yang jaraknya 500 Km. "Nah....sepanjang perjalanan Taba-Kairo itu kita akan melintasi Gurun Sinai," katanya dan menambahkan bahwa bila lancar tim akan sampai di Kairo sekira pukul 21.00 waktu Mesir (Senin dinihari pukul 02.00 WIB). Mengenai mengapa tim harus ke Kairo dulu, Direktur Timur Tengah Deplu Aidil Chandra Salim, berdasarkan komunikasi intensif dengan pemerintah Mesir diperoleh penjelasan semua yang hendak ke Gaza mesti mendapat izin langsung di Kairo. "Jadi tim kemanusiaan Indonesia tanpa terkecuali harus mengikuti aturan main yang diterapkan negara yang kita masuki," katanya. Karena sudah diputuskan demikian, kata dia, maka tim akan ke KBRI Mesir di Kairo terlebih dahulu untuk merancang kembali bagaimana tim bisa masuk ke Gaza melalui Rafah, daerah perbatasan terdekat dari Mesir untuk ke Gaza. Ketua PPK Depkes Rustam S Pakaya menambahkan bahwa dari komitmen bantuan kemanusiaan pemerintah Indonesia yang totalnya senilai 1 juta dolar AS lebih-- dan pernah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Istana Negara--, dimana Rp2 miliar telah diserahkan, bantuan sisanya akan dialokasikan setelah tim aju menyelesaikan tugasnya pada 8 Januari nanti. "Tentu saja akan terkait dengan rencana pendirian rumah sakit lapangan dan relawan tenaga medis serta kebutuhan logistik," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009