motif batik Bogor sesuai dengan ciri Kota Bogor seperti kujang rereng
Kemang, Bogor (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek) Kemendikbudristek mendanai Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pakuan untuk membangun Kampung Batik New Normal di Desa Tegal, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Pakuan, Eneng Tita Tosida di Bogor, Senin, mengatakan
​​​ pendanaan tersebut diberikan Ditjen Dikti Ristek Kemendikbudristek melalui Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Penelitian Perguruan Tinggi Swasta.

"Dosen dan Mahasiswa yang terlibat pada kegiatan ini berasal dari berbagai fakultas yaitu Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)," terang Eneng yang merupakan Penggagas dan Ketua Tim Kampung Batik New Normal Bogor.

Baca juga: Bima Arya ajak Mahasiswa Bogor ikut peduli soal sampah

Baca juga: 24 raja dan sultan kumpul di Unpak Bogor


Menurut dia, pembangunan Kampung Batik New Normal ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Universitas Pakuan yang diwakili oleh Ketua LPPM Ani Iriyani dan Kepala Desa Tegal, Kasim Sunardi pada 16 Desember 2021.

Ia menerangkan, motif batik yang dinamakan "New Normal" merupakan hasil kolaborasi antara Tim Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPUD) Universitas Pakuan dengan Pengrajin Batik Dayatri.

"Batik tersebut terbuat dari bahan katun batik dengan motif batik Bogor sesuai dengan ciri khas Kota Bogor seperti kujang rereng, teurep kujang dan lain-lain," kata Eneng.

Menurut dia penamaan New Normal Batik Bogor tersebut bertujuan untuk menarik minat milenial terhadap batik, karena istilah New Normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah pandemi COVID-19 yang tahun lalu santer digaungkan.

Eneng menjelaskan bahwa proses desain batik bercorak kujang itu tak memakan waktu lama. Pasalnya, ia hanya mengadaptasi desain lama menjadi model kekinian sesuai selera milenial.

"Kaum milenial yang merupakan kaum yang selalu menginginkan kebaruan dalam fashion yang tidak monoton dan lebih menonjolkan perpaduan dalam keberagaman," ujarnya.

Eneng menyebutkan, proses inisiasi pembangunan Kampung Batik New Normal juga dilengkapi dengan pembentukan kelompok usaha mikro bernama Batik New Normal Bogor (BNNB) sebagai kelanjutan dari keberhasilan Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang dilakukan 2020 silam.

Tim program tersebut melibatkan lima dosen dan 15 mahasiswa Universitas Pakuan lintas bidang yang mencakup bidang manajemen, Ilmu Komputer, Pendidikan Guru SD (PGSD), Kimia dan Farmasi.

Baca juga: Universitas Pakuan uji minat warga terhadap pertanian di wilayah Bogor

Baca juga: Pemkot Bogor ajak IPB dan Unpak teliti saluran air kuno

 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021