Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron, juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apapun di India.
Jakarta (ANTARA) - Pakar ilmu kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan istilah Delmicron bukan penamaan ilmiah dari varian terbaru SARS-Cov-2 penyebab COVID-19.

"Istilah ini nampaknya banyak bermula dari keterangan Dr Shashank Joshi, salah seorang anggota SatGas/taskforce dari negara bagian Maharashtra di India. Ibu kota Maharashtra adalah Mumbai atau Bombay, kota perdagangan dan juga pusat industri film Bollywood," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad sore.

Ia mengatakan otoritas berwenang di India termasuk yang ternama seperti Indian Council of Medical Research (ICMR) tidak pernah memberikan informasi tentang ada tidaknya Delmicron, juga tidak ada pernyataan dari organisasi resmi apapun di India.

"Juga tidak ada penjelasan dari pakar lain yang menyebutkan tentang Delmicron," katanya menambahkan.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang tinggal di India selama kurun 2015 sampai 2020 itu mengatakan istilah Delmicron sejauh ini hanya pendapat seorang dokter yang kebetulan di wawancara salah satu media. Delmicron bukan dalam bentuk tulisan ilmiah.

"Sejauh ini disebutkan bahwa ini bukanlah varian baru, tetapi pasien yang terserang varian Delta dan varian Omicron, sehingga diduga cepat menular dan keluhannya tidak ringan, tetapi sekali lagi belum ada bukti ilmiah yang jelas tentang hal ini," ujarnya.

Menurut Tjandra penamaan varian COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah berdasar abjad Yunani.

"Jadi sepatutnya tidak akan ada istilah Delmicron dalam klasifikasi Variant of Concern (VoC atau Variant of Interest (VoI) WHO," katanya.
Baca juga: Epidemiolog: Tingkatkan pengurutan genom deteksi varian COVID-19
Baca juga: Kemkes: Omicron tingkatkan risiko transmisi COVID-19 di rumah tangga
Baca juga: Epidemiolog UI: Satu kasus Omicron dapat tularkan pada 10-40 orang

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021