Jakarta (ANTARA) - Tahun 2021 bisa dibilang merupakan tahun yang menarik bagi perfilman Indonesia. Dengan dibukanya kembali bioskop dan dihelatnya kembali festival film lokal hingga internasional, membuat masyarakat semakin antusias untuk mengobati kerinduan mereka akan cerita-cerita yang terasa dekat, cerita-cerita yang menggaungkan suara yang tak terdengar -- cerita yang disampaikan melalui media film dengan indah.

Cerita-cerita yang disuguhkan pun berwarna dan sarat akan makna. Kabar baiknya, tak hanya dapat dinikmati dalam negeri, film-film ini juga berjaya di kancah perfilman internasional melalui beragam festival film dunia.

ANTARA merangkum daftar pendek sejumlah film Indonesia yang juga memukau penonton mancanegara.



"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" ("Vengeance Is Mine, All Others Pay Cash")
 
"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" (2021). (ANTARA/HO)


"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" merupakan film drama aksi Indonesia tahun 2021 produksi Palari Films yang disutradarai oleh Edwin serta diproduseri oleh Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia. Film ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Eka Kurniawan yang rilis di tahun 2014.

Film ini ditayangkan perdana pada segmen Concorso internazionale dalam ajang Festival Film Internasional Locarno 2021 di Swiss, pada Agustus lalu.

"Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" juga mendapatkan penghargaan Golden Leopard, yang merupakan penghargaan utama dalam sesi kompetisi internasional dalam Festival Film Internasional Locarno.

Baca juga: "Seperti Dendam", kisah cinta di dunia maskulin yang toksik

Baca juga: "Seperti Dendam" simbol bangkitnya perfilman di tengah pandemi


Selama festival, film ini diputar selama empat kali dan mendapatkan sambutan yang bagus dari para penikmat film dan kritikus.

Tak hanya itu, film ini juga masuk dalam seleksi resmi Contemporary World Cinema Festival Film Internasional Toronto (TIFF) pada September 2021.

Film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" kemudian dirilis di bioskop Indonesia pada 2 Desember 2021.

"Yuni"
 
"Yuni" (2021). (ANTARA/HO)


"Yuni" adalah film drama yang disutradarai dan ditulis oleh Kamila Andini. Film ini merupakan proyek film yang disiapkan sejak tahun 2017 dan diproduksi oleh Fourcolours Films dengan produser Ifa Isfansyah.

Film "Yuni" tayang perdana dan berkompetisi di ajang Festival Film Internasional Toronto 2021 di program platform bersama dan berkompetisi bersama tujuh film terpilih lainnya dari sejumlah negara, salah satunya film "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" yang juga ikut berkompetisi di ajang ini.

Dalam ajang tersebut, "Yuni" berhasil memenangkan penghargaan Platform Prize.

Film ini juga tayang perdana di ajang Festival Film Internasional Busan (BIFF) 2021 dalam program A Window on Asian Cinema bersama film Indonesia lainnya yaitu "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas", "Penyalin Cahaya", dan "Laut Memanggilku".

Dalam negeri, "Yuni" menyabet Piala Citra untuk Pemeran Wanita Utama Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021 melalui lakon dari Arawinda Kirana, yang merupakan debut layar lebarnya.

Tak hanya itu, Arawinda Kirana pada Senin (13/12) waktu setempat mendapatkan penghargaan Silver Yusr Award kategori aktris terbaik di Red Sea International Film Festival (RSIFF) 2021 di Arab Saudi berkat perannya di film “Yuni”.

"Yuni" tayang di bioskop mulai 9 Desember 2021, dan masih tayang di beberapa bioskop saat ini.

Baca juga: Film "Yuni" dan gaung perenungan tentang apa itu "menjadi" perempuan

Baca juga: Kamila Andini sebut film "Yuni" representasikan nilai pembebasan diri


"Penyalin Cahaya" ("Photocopier")
 
"Penyalin Cahaya" (2021). (ANTARA/HO)


"Penyalin Cahaya"adalah sebuah film drama thriller misteri yang disutradarai oleh pembuat film yang masih tergolong muda, yaitu Wregas Bhanuteja.

Film ini ditayangkan perdana secara internasional pada 8 Oktober 2021 di Festival Film Internasional Busan 2021 di Korea Selatan.

Film ini juga berkompetisi di program kompetisi utama bernama New Currents, yang merupakan satu-satunya program kompetisi internasional film panjang di Festival Film Internasional Busan.

Di dalam negeri, "Penyalin Cahaya" menyabet 12 Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) 2021 termasuk di antaranya penghargaan Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Penulis Skenario Terbaik.

Sebelumnya sempat tayang di Jogja-NETPAC Asia Film Festival (JAFF) 2021, film "Penyalin Cahaya" juga dijadwalkan tayang di Netflix pada Januari 2022.

Baca juga: "Penyalin Cahaya" borong 12 Piala Citra FFI 2021

"Laut Memanggilku" ("The Sea Calls for Me")

Tak hanya film fitur panjang, film pendek Indonesia juga tak luput dari perhatian dunia. "Laut Memanggilku", film pendek yang diarahkan dan ditulis oleh Tumpal Tampubolon ini adalah salah satunya.

Film ini memenangkan Sonje Award pada ajang Festival Film Internasional Busan (BIFF) 2021 dan Film Cerita Pendek Terbaik dalam ajang penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2021.

Pada 8 November 2021, diumumkan bahwa film ini akan tayang di Netflix pada 13 Januari 2022.
 
"Laut Memanggilku" (2021). (ANTARA/HO)


"Dear To Me"

Film pendek lainnya adalah "Dear to Me" karya Monica Vanesa Tedja, yang merupakan tugas akhirnya selama mengenyam pendidikan program magister jurusan penyutradaraan film di Konrad Wolf Film University of Babelsberg, Jerman.

Pemutaran perdana film dilakukan secara internasional di Festival Film Internasional Locarno dalam seksi Open Doors Screenings pada bulan Agustus 2021.

Lebih lanjut, film ini juga mengikuti sejumlah festival film lainnya seperti 100% Manusia hingga Jogja-NETPAC Asia Film Festival (JAFF) 2021.

Film pendek Indonesia bertema LGBT ini mendapat penghargaan pertamanya dalam ajang First Step Awards 2021 sebagai Best Short and Animated Film.

Baca juga: Tiga film Indonesia masuk seleksi Festival Film Busan 2021

Baca juga: Yayan Ruhian, Adipati Dolken & Donny Damara ada di "Penyalin Cahaya"

Baca juga: Film "Yuni" siap tayang di layar lebar mulai 9 Desember

 

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021