Sampit, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Supian Hadi menolak pengoperasian pesawat Merpati jenis MA-60.

"Kami sangat tidak setuju dan menolak pengoperasian pesawat Merpati MA-60 produksi China di bandar udara Haji Asan Sampit karena telah membuat resah dan ketidak nyamanan calon penumpang," kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Supriadi MT, di Sampit, Senin.

Selain membahayakan keselamatan penumpang, pengoperasian MA-60 juga telah melanggar kesepakatan awal seperti yang tertuang dalam kontrak kerja sama operasional (KSO) antara pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dengan manajemen PT Merpati Nusantara Airlines (MNA).

Dalam kontrak KSO itu dengan jelas disebutkan bahwa pesawat yang beroperasi di bandara Haji Asan Sampit adalah Foker 100 dan bukan untuk jenis pesawat lainnya apalagi pesawat MA-60.

Menurut Supriadi MT, pesawat Foker 100 bisa digantikan dengan jenis lainnya dengan syarat daya angkut penumpangnya harus sama dengan Foker 100 yakni 100 orang.

Pengoperasian MA-60 telah melanggar kesepakatan dan merugikan daerah terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat karena daya angkut pesawat sangat kecil sehingga mengakibatkan banyak penumpang yang tidak terangkut.

"Kami harap pihak manajemen PT MNA segera menghentikan pengoperasian pesawat MA-60 tersebut dan mengoperasikan pesawat Foker 100 atau pesawat lainnya yang memiliki daya angkut sama," katanya.

Akibat pengoperasian pesawat produksi China jenis MA-60 itu, banyak penumpang yang mengeluh dan membatalkan keberangkatannya karena mereka takut mengalami kejadian yang serupa seperti di Kaimana, yakni pesawat terjatuh.

Dirinya juga meminta kepada pemerintah daerah untuk segera mengkomunikasikan masalah pengoperasian pesawat MA-60 itu dengan pihak PT MNA.

Sementara Bupati Kotawaringin Timur, Supian Hadi, mengatakan pemerintah daerah sangat tidak setuju dengan pengoperasian pesawat MA-60 di bandara Haji Asan Sampit.

"Agar pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu kami akan segera meminta pihak manajemen PT MNA untuk segera mengganti dan menghentikan pengoperasian pesawat MA-60," terangnya.

Pengoperasian pesawat MA-60 telah membuat masyarakat resah dan ketakutan, dampaknya banyak calon penumpang yang membatalkan keberangkatannya melalui bandara Haji Asan Sampit serta lebih memilih melalui bandara Tjilik Riwut.

"Kalau memang pesawat Foker 100 dalam perawatan atau perbaikan seharusnya pihak PT MNA memberitahukan kepada pemerintah daerah sebagai penanam modal dalam pengoperasian pesawat Merpati di Kotawaringin Timur dan tidak mengoperasikan pesawat yang sedang dalam masalah dan tidak mendapatkan kepercayaan masyarakat," ungkapnya.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011