Cibinong (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengingatkan kepada generasi penerus perjuangan bangsa untuk tidak melupakan makna hakiki nilai-nilai kebangsaan.

"Dalam rangka tetap menjaga konsistensi nilai-nilai kebangsaan yang telah dirintis para pendahulu, generasi penerus sudah semestinya tidak boleh lengah akan nilai kebangsaan," kata Bupati Bogor Rachmat Yasin di Cibinong, Jumat.

Hal itu disampaikan menyikapi tantangan era perubahan dan kemajuan yang secara terus menerus akan terjadi, katanya dalam sambutan tertulis Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-103 yang dibacakan Bupati Bogor Rachmat Yasin.

Pada peringkatan Hari Kebangkitan Nasional tingkat Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang diikuti tidak kurang dari 1.000 peserta upacara, terdiri atas pejabat di lingkungan Pemkab Bogor, unsur TNI-Polri, organisasi kemasyarakatan, pemuda, pelajar dan Pramuka.

Selain itu, juga tampak hadir Ketua DPRD Kabupaten Bogor H Adjat Sudrajat.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2011 mengusung tema  "Dengan Semangat Hari Kebangkitan Nasional ke-103 Tahun 2011, Kita Wujudkan Kebangsaan Yang Berkarakter, Bersatu Dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Yang Sejahtera".

Menurut Menkomifno, tema tersebut sangat penting untuk direnungi bersama dan dihubungkan dengan berbagai dinamika yang berkembang akhir-akhir ini diseluruh penjuru Tanah Air.

"Jika dihitung dari titik awal kebangkitan nasional tahun 1908, maka tahun 2011, kita sudah 100 tahun berproses dalam kesadaran kebangsaan kita untuk menjadi bangsa yang berdaulat, menjadi bangsa yang memiliki identitas dan jati diri dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," katanya.

Ia mengemukakan bahwa wajah dan corak ke-Indonesiaan pun, tentunya telah banyak mengalami perubahan, dan perkembangan.

"Nilai-nilai selama 103 tahun tersebut telah mengalami pasang surutnya, seiring dengan perubahan dan tuntutan masyarakat itu sendiri," katanya menambahkan.

Menurut dia, perubahan dan tuntutan itu, mau tidak mau, suka atau tidak suka, pasti berada dan menyatu dalam proses perjalanan bangsa Indonesia.

"Kita telah bersama-sama mengalami dan merasakan betapa perjalanan bangsa Indonesia telah berkali-kali mendapatkan gangguan, tantangan, hambatan bahkan ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri," katanya.

Namun demikian, bangsa Indonesia masih tetap kokoh dalam suatu rumah besar seluruh bangsa Indonesia yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, katanya.

(A035/S019)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011