Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada sejumlah strategi yang dilakukan untuk menggaet investasi baterai mobil listrik ke Indonesia.

Selain promosi dan memberikan kemudahan perizinan, pihaknya juga mencari opsi untuk mengakuisisi perusahaan mobil listrik asal Jerman.

"BUMN kan punya IBC (Indonesia Battery Corporation), perusahaan untuk handle (urus) ekosistem baterai mobil dan mobil. Itu ada rencana mau akuisisi saham pabrik mobil di Jerman. Cuma dua kan caranya, kalau nggak bisa bangun, ya kita akuisisi," kata Bahlil kepada wartawan di Nusa Dua, Bali, Minggu.

Bahlil menegaskan meski mengambil langkah akuisisi, ia memastikan harganya tetap harus ekonomis dan prosesnya transparan.

Baca juga: Mobil listrik buatan lokal akan digunakan di bandara dan ajang G20

Mantan Ketua Umum Hipmi itu menjelaskan upaya promosi juga tetap dilakukan, termasuk promosi dalam kemudahan perizinan investasi.

Ia menyebut Indonesia memegang 22-24 persen cadangan nikel dunia. Kualitas kadar nikelnya pun, katanya, merupakan yang terbaik.

Selain itu, jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan sehingga ongkos produksinya jauh lebih ekonomis.

"Baterai mobil itu bahannya nikel, mangan, kobalt dan lithium. Dari empat itu, kita cuma tidak punya lithium. Jadi 85 persen bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kita nggak mau, " katanya.

Baca juga: BKPM: Kolaborasi investor besar-UMKM pada 2021 capai Rp2,73 triliun

Bahlil menuturkan, sebagaimana rencana strategis nasional, Indonesia sudah harus beralih penuh ke kendaraan listrik pada 2040.

Rencana tersebut pun sudah mulai digenjot sejak 2019 lalu di mana pemerintah akhirnya berhasil menggaet Hyundai asal Korea Selatan, untuk masuk ke Indonesia.

Tidak hanya Korea Selatan, pemerintah juga membidik produsen baterai listrik dan industri kendaraan listrik dunia untuk menanamkan modal di Indonesia. Komitmen investasi juga sudah datang dari CATL asal China dan Foxconn asal Taiwan.

"Foxconn juga akan bangun mobil listrik juga 2022. Sekarang ada CATL akan bangun pabrik baterai, tapi dia juga menggandeng pabrik mobil dari China," kata Bahlil.

Baca juga: Luhut sebut butuh 35 miliar dolar bangun ekosistem kendaraan listrik

Baca juga: BRIN akan fokus untuk kuasai teknologi kunci mobil listirk

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021