Jakarta (ANTARA News)- Perusahaan pembiayaan terkemuka di Indonesia, PT BCA Finance berencana melakukan penawaran obligasi keempat senilai Rp1 triliun yang dananya akan digunakan untuk pendanaan modal kerja berupa pembiayaan konsumen.

Direktur Utama (Dirut) PT BCA Finance, Roni Haslim kepada pers di Jakarta, Rabu, mengatakan obligasi yang akan diterbitkan itu mendapat peringkat AA+ untuk prospek stabil dari Pefindo dan peringkat AA+ dari Fitch Rating.

Hal ini disebabkan BCA Finance memiliki pengalaman dan track record (rekam jejak) perseroan yang baik, manajemen operasi yang baik sehingga mendapatkan peringkat yang memuaskan, katanya.

"Kami optimistis obligasi ini akan sukses," ujar Roni.

Menurut dia, obligasi yang ditawarkan memiliki jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan sebesar 50 persen dengan bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan.

BCA Finance juga berencana mendapatkan pernyataan efektif dari Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam) pada 14 Juni 2011 dan melakukan penawaran pada 16-17 Juni 2011, katanya.

Periode 'bookbuilding', lanjut dia, rencananya akan dilakukan mulai 18 Mei hingga 3 Juni 2011. Distribusi obligasi pada 22 Juni 2011, dan ditutup pada pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 23 Juni 2011.

Sementara itu, Director-Head of Investment Banking PT Bahana Securities Andi Sidharta mengatakan, rating yang baik, tim manajemen perseroan yang handal dan berpengalaman di industri pembiayaan, serta profitabilitas yang kuat didukung dengan kinerja dan efisiensi menjadi dasar bagi emisi untuk menjamin obligasi ini.

Pada tahun 2010, perusahaan membukukan total pendapatan usaha sebesar Rp1,147 miliar, naik dibanding tahun 2009 dan 2008 yang masing-masing sebesar Rp800 mliar, sedangkan pendapatan perusahaan selama kuartal pertama 2011 (Januari-Maret) mencapai Rp311 miliar.

Laba bersih tahun 2010 mencapai Rp577 miliar dan laba bersih selama kuartal pertama 2011 mencapai Rp154 miliar, katanya.

Roni Haslim mengatakan, perseroan memiliki 'brand image' yang kuat sebagai perusahaan pembiayaan yang terpercaya serta profitabilitas perseron yang terus meningkat dengan tingkat kredit bermasalah yang rendah.

Kinerja pembiayaan konsumen juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2010 berhasil meningkatkan pembiayaan baru dan aset kelolaan masing-masing sebesar 31 persen, katanya.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011