Jakarta (ANTARA) - Sempat menjabat sebagai pimpinan di Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana Wirakusumah, secara resmi meluncurkan sebuah buku berjudul "Industri Otomotif untuk Negeri: Menjadi Pemain Utama Era Mobil Listrik" yang berfokus pada industri otomotif sejak era 70-an. 

Perjalanan panjang yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar ini dimulai pada era 1970-an, perkembangan industri itu terbilang cukup masyhur bagi perekonomian nasional termasuk menunjang ekspor non-migas nasional.

"Selama 50 tahun lebih, industri ini telah berkontribusi sangat besar untuk negeri ini, baik untuk peningkatan nilai tambah ekonomi, penyerapan tenaga kerja, maupun peningkatan teknologi tinggi khususnya penggunaan teknologi otomasi dan robotik di fasilitas manufakturnya," ungkap penulis buku, Agus Tjahajana Wirakusumah dalam keterangan resminya, Rabu.

Selain itu, industri yang cukup penting ini juga membawa Indonesia semakin diakui dunia. Hal itu terlihat ketika Indonesia berhasil menaikan volume pasar otomotif yang tembus hingga satu juta unit pada 2012 lalu.

Dengan capaian yang diperoleh itulah, Indonesia masuk dalam kelompok elite dunia: "klub pasar satu juta unit". Sejak itu, pamor industri otomotif nasional semakin tinggi dan menarik banyak merek otomotif dunia menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksinya, sekaligus bagian dari rantai pasok global (global supply chain).

Baca juga: Industri pendukung otomotif ramaikan IIMS 2022

Kendati demikian, Agus mendapati bahwa perjalanan industri yang luar biasa ini belum memiliki arsip yang bisa dijadikan acuan untuk membuka jendela sejarah industri otomotif di Indonesia.

"Sayangnya, perjalanan panjang dan dinamika industri otomotif Indonesia tidak banyak didokumentasikan dengan lengkap dan baik. Maka dari itu, muncul buku pertama saya ini," kata dia.

Buku ini hadir untuk memperkaya data dan dokumentasi industri otomotif nasional. Buku ini juga hadir di tengah era baru industri menuju kendaraan zero emission dan upaya pemerintah menerapkan rezim pajak baru kendaraan bermotor, yakni pajak emisi atau carbon tax yang efektif per 16 Oktober 2021.

Buku yang mengupas industri otomotif Indonesia secara lengkap ini ditulis oleh Agus Tjahajana Wirakusumah, yang memiliki rekam jejak yang panjang mengurus industri ini sejak berkarir lama di Kementerian Perindustrian RI, hingga kini berkarir di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dia juga menjelaskan bahwa buku ini dimulai dari fakta perniagaan mobil di Indonesia yang sudah ada sejak negara ini berada dalam masa pemerintah kolonial Belanda.
Perdagangan mobil pada era ini mendorong beberapa merek otomotif asal Amerika dan Eropa masuk ke Indonesia dengan mitra para pengusaha lokal. Pengusaha lokal inilah yang memasarkan mobil asal Amerika dan Eropa dengan perannya sebagai importir.

Tidak hanya industri yang terkait, para tokoh dibalik majunya industri otomotif di Indonesia juga dituliskan, seperti William Soeryadjaya, Hadi Budiman, dan Sjarnoebi Said, dan Soebronto Laras.

Mereka menjadi pembuka jalan bagi merek otomotif dunia bersama perusahaan atau kelompok usahanya, seperti PT Astra International Tbk, PT Honda Prospect Motor, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia dan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors, serta PT Indomobil Sukses Makmur Tbk.

"Jasa mereka membuat merek otomotif dunia asal Jepang: Toyota, Honda, Suzuki, dan Mitsubishi ekspansi ke Indonesia sejak 1970-an hingga masih berkibar di industri saat ini," ucap dia.

Menariknya, buku ini juga menulis tentang perjuangan Indonesia membangun mobil merek nasional (mobnas) dengan konteks global. Mulai era “mobnas” sebelum sedan Timor, mobil Esemka, hingga mobil mikro nasional seperti Ammdes.

Ini menjadi salah satu cerita menarik perjalanan industri ini di Tanah Air sekaligus gambaran betapa tidak mudahnya kegiatan mengembangkan mobil merek nasional.

Buku ini juga secara khusus memaparkan soal peluang dan tantangan industri otomotif Indonesia di era mobil listrik. Termasuk bagaimana potensi Indonesia bisa menjadi pemain utama di era mobil zero emission, setelah era mobil internal combustion engine (ICE).

“Harapan saya buku ini menjadi referensi yang utuh dan lengkap tentang industri otomotif yang selama lima dekade telah berkontribusi sangat besar untuk negeri ini. Semoga buku ini juga menarik perhatian para anak muda dan berbagai kalangan yang ingin mengenal lebih dalam struktur industri otomotif kita," harapan dia terhadap buku yang diluncurkan di Dreams Café by Honda, Senayan Park, Selasa (14/12).

Sebagai informasi tambahan, buku ini dapat menjadi bahan referensi tentang struktur industri otomotif Indonesia yang lengkap, dan juga menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan di industri manufaktur pada umumnya.

Buku ini juga merangkum kebijakan dan regulasi soal industri ini sejak 1970 hingga 2021 termasuk peristiwa-peristiwa penting dan menarik yang terjadi selama periode waktu itu.

Baca juga: Penyelamat industri otomotif itu bernama relaksasi PPnBM DTP

Baca juga: Penjualan mobil di China anjlok imbas krisis chip

Baca juga: Korsel minta manufaktur otomotif & teknologi dukung netral karbon
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021