Jakarta (ANTARA News) - Indonesia Maritime Institute (IMI) menemui Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X guna membahas Indonesia sebagai negara maritim (kepulauan) terbesar.

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, jajaran IMI menemui Sri Sultan HB X di kediamannya di kawasan Menteng (8/5).  Hadir dalam diskusi tersebut, Direktur eksekutif IMI Y Paonganan, Wakil Direktur Eksekutif IMI M Zulficar Mochtar serta beberapa anggota IMI lainnya.

Sebagai salah seorang tokoh bangsa yang sering menyuarakan tentang maritim, Sri Sultan begitu antusias menyampaikan beberap hal terkait dengan strategi maritim yang harus dilakukan bangsa ini jika ingin Indonesia menjadi bangsa yang besar, kata Paonganan.

Menurut Sri Sultan, bangsa Indonesia seharusnya mengedepankan Strategi Maritim dalam membangun Indonesia karena sebagai Negara Kepulauan yang besar serta letak strategis dalam kawasan Asia Pasifik, seharusnya Indonesia yang paling memiliki peran strategis. Baik itu dalam bidang ekonomi, pertahanan maupun sosial politik.

"Lalu-lintas perdagangan dunia yang melalui laut, khususnya dari Eropa menuju ke Pasifik harus melalui perairan Indonesia. Kondisi ini harusnya merupakan peluang sekaligus ancaman, yang harus dikelola dengan optimal oleh Negara dan bangsa Indonesia," katanya.

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, lanjut Sultan, diperoleh karena mereka bervisi maritim, dan dalam melaksanakan pembangunan dengan Strategi Maritim. "Kenapa koq sekarang bangsa ini tidak melihat itu bukan hanya sebagai sejarah, tetapi sebuah strategi pembangunan yang sangat realistis dan harus menjadi acuan para pemimpin bangsa ini untuk menyusun strategi pembangunan nasional dengan Strategi Maritim," paparnya.

Sri Sultan menambahkan, kalau Indonesia memang memiliki keinginan untuk menggunakan Strategi Maritim dalam membangun bangsa, maka sudah seharusnya segera disusun sebuah kebijakan berupa "Ocean Policy".

"Didalamnya tercakup semua tata kelola pembangunan yang berorientasi ke Strategi Maritim bukan lagi orientasi ke pembangunan strategi kontinental yang selama ini sudah jelas merupakan sebuah strategi yang keliru," tandasnya.

Ditempat yang sama, Direktur IMI Y Paonganan mengatakan permasalahan yang timbul khususnya terpuruknya kehidupan nelayan, runtuhnya kejayaan armada pelayaran nasional, dan tingginya tingkat degradasi lingkungan maritim sebagai akibat dari kurangnya perhatian pemerintah ke bidang maritim.

"Kami berharap akan banyak tokoh yang benar-benar melihat maritim itu penting, dengan begitu, maka Indonesia akan bangkit dari keterpurukan, dan saya yakin jika visi maritim ini diterapkan, maka masyarakat Indonesia bisa sejahtera," kata Doktor lulusan IPB ini.(*)
(R009/K004)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011