Jakarta (ANTARA News) - Ketua Departemen Alat Angkut Kadin Indonesia Soebronto Laras menilai industri otomotif negara-negara ASEAN adalah salah satu sektor yang paling siap menghadapi kerjasama perdagangan dengan Uni Eropa.

"Uni Eropa seharusnya melihat pasar otomotif ASEAN sebagai salah satu target investasi, selain pasar yang besar kawasan ini juga dapat dijadikan sebagai basis produksi otomotif dunia," kata Soebronto Laras kepada ANTARA di Balai Sidang Jakarta, Jumat.

Pasar otomotif ASEAN yang sangat besar potensial berkembang sejalan dengan akan digulirkannya pasar bersama (ASEAN Economic Community) di kawasan ini pada 2015.

Menurut Soebronto, industri otomotif ASEAN sudah seakan membentuk konsep "one nation" (satu bangsa) karena peraturan di bidang otomotif antarnegara yang sama, seperti di Thailand, Indonesia dan Malaysia.

Komisaris Utama PT Indomobil Grup ini mengungkapkan produksi mobil ASEAN pada 2010 mencapai tiga juta unit dengan 2,5 juta unit untuk mengisi pasar ASEAN dan selebihnya untuk luar ASEAN.

Menurut Soebronto Laras, liberalisasi pasar otomotif ASEAN sudah berlangsung sejak tahun 1975 ketika mobil Jepang mulai masuk ke kawasan ini dan dilanjutkan gempuran mobil Korea Selatan pada 1999, padahal sebelumnya pasar mobil ASEAN didominasi mobil merek Eropa.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) ini mengungkapkan, produksi mobil terbesar ASEAN masih ditempati Thailand dengan sekitar 850.000 unit per tahun, disusul Indonesia 750.000 unit, dan Malaysia sekitar 600.000 unit.

Untuk meningkatkan daya tarik pasar otomotif ASEAN Soebronto berpendapat sangat tergantung kebijakan investasi yang ditetapkan satu negara. Thailand misalnya, sudah sejak tahun 1998 membuka diri menjadi basis produksi mobil dunia.

Khusus pasar otomotif Indonesia yang masih berkutat pada standarisasi bea masuk, Soebronto menilai pemerintah perlu terus memperbaiki iklim investasinya dan ketentuan pajak dalam negeri seperti bea balik nama yang tidak seragam antar daerah.(*)

R017/A011

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011