Masa-masa untuk berprestasi tingkat dunia adalah pada usia 18 hingga 28 tahun. Setelah itu, jangan harap."
Jakarta (ANTARA News) - Juara delapan kali bulutangkis tunggal putera All England, Rudy Hartono menegaskan bahwa baik-buruknya prestasi olahraga khususnya bulu tangkis ditentukan oleh atletnya sendiri.

"Dalam dunia bulu tangkis dan olahraga bukan fasilitas atau persiapan apapun yang menentukan, tetapi pemain sendiri yang menentukan," ujar Rudy Hartono saat berbicara dalam peringatan hari ulang tahun (HU) ke-60 Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) ke-60 di Pelatihan Nasional (Pelatnas) Cipayung, Jakarta, Kamis.

Ia menimpali, "Kalau pemain tidak bisa mandiri, maka apapun yang dilakukan hanya berdasarkan perintah pelatih. Dia tidak akan juara karena tidak berpikir.

Sang maestro yang menjuarai All England berturut-turut sejak 1968 hingga 1974 itu menilai hal itu berkaitan dengan merosotnya prestasi bulu tangkis Indonesia.

Menurut dia, sebaik apapun fasilitas yang diberikan, pelatih yang disediakan, jika atletnya tidak punya keinginan dan kesadaran untuk meraih prestasi, maka prestasi yang diharapkan tidak akan tercapai.

Ia membandingkan apa yang dialaminya saat menjadi pemain dengan kondisi saat ini.

"Pada waktu saya fasilitasnya tidak sebaik sekarang. Saya berlatih sendiri. Tidak ada pelatih, tetapi bisa berhasil. Sekarang fasilitas tempat latihan luar biasa enaknya, tetapi mengapa tidak bisa berprestasi?," katanya.

Di hadapan pemain Pelatnas Bulutangkis, Rudy menegaskan bahwa atlet bisa berpretsasi jika mereka berpikir mendiri dan menghayati apa yang dilakukan.

"Kalah tidak apa-apa, asalkan tidak terus-menerus. Kesempatan Anda tidak diperoleh terus-menerus. Masa-masa untuk berprestasi tingkat dunia adalah pada usia 18 hingga 28 tahun. Setelah itu, jangan harap," katanya.

Rudy juga berharap, PBSI tegas dalam memberlakukan mekanisme reward and punishment (penghargaan dan hukuman) di pelatnas, agar atlet bersungguh-sungguh menjalani pelatihan dan mengejar prestasi.

"Kalau atlet tidak berprestasi jangan dikirim dulu mengikuti turnamen. Atlet harus sadar, di sini bukan main-main. Mereka harus tahu diri bahwa dirinya mewakili bangsa, harus sadar di sini harus berprestasi," kata Rudy menambahkan.

Mantan pelatih pelatnas, Atik Jauhari, yang ditemui secara terpisah juga menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk tidak berprestasi karena Indonesia sarat oleh pemain-pemain berbakat.

"Indonesia adalah gudangnya pemain-pemain bulu tangkis berbakat, seperti Brazil untuk sepak bola. Tinggal bagaimana menanganinya," katanya.

Peringatan HUT PBSI tersebut dihadiri sejumlah mantan pengurus dan mantan atlet nasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011