Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merasa belum perlu untuk mengajukan permohonan kenaikan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dalam APBN 2011 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyusul kenaikan harga pertamax yang mencapai Rp9.050 per liter.

Di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, Menko Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan, pemerintah memilih untuk berdisiplin dalam menjaga kuota BBM bersubsidi melalui kampanye penghematan BBM.

Ia juga mengimbau agar para pengguna pertamax jangan beralih lagi ke premium hanya karena kenaikan harga pertamax sebanyak Rp350 per liter dari Rp8.700 per liter pada 20 April 2011 menjadi Rp9.050 per liter pada 1 Mei 2011.

"Saya katakan, yang sudah menggunakan pertamax jangan pindah ke premium karena dananya itu hanya untuk masyarakat kita yang lemah," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyarankan pemerintah agar mengajukan penambahan kuota BBM bersubsidi dalam APBN-P 2011 sehubungan dengan kenaikan harga pertamax yang bisa mendorong pengguna pertamax untuk beralih ke premium.

Sementara itu, Pertamina juga melaporkan dalam tiga bulan terakhir konsumsi premium sudah melebihi tiga persen dari kapasitas yang telah ditentukan.

Hatta mengatakan, kuota BBM bersubsidi sebanyak 38,6 juta kiloliter dalam APBN 2011 adalah komitmen dalam undang-undang yang harus dijaga oleh pemerintah. Setiap perubahan dalam APBN, lanjut dia, tentunya harus dibicarakan dengan Komisi VII DPR.

"Namun, bisa saja terjadi melebihi kuota yang ada karena memang terjadi migrasi dari pertamax ke premium, bisa terjadi itu. Oleh sebab itu, mari kita disiplin untuk menjaga kuota dan menjaga jumlah subsidi," ujarnya.

Menurut dia, pada 2010 juga terjadi kelebihan kuota BBM bersubsidi dari 36,4 juta kiloliter menjadi 38 juta kiloliter. Namun, saat itu harga Indonesia Crude Price (ICP) berada di bawah 80 dolar AS per barel sedangkan kurs rupiah dalam keadaan menguat sehingga dana subsidi dalam APBN 2010 tidak melebihi dari yang ditentukan.

Pada kondisi kurs rupiah sekarang ini yang semakin menguat terhadap dolar AS, Hatta meyakini pemerintah masih bisa mengatasi kelebihan kuota BBM dalam APBN 2011 dari sisi dana subsidi yang sudah dianggarkan sebesar Rp95,9 triliun.

"Kalau sekarang ada memang rupiah kita menguat terus dari Rp9.250 dalam asumsi APBN sekarang terus menguat di sekitar Rp8.500, maka pada titik itu kemungkinan kita masih bisa mengatasi itu kalau tidak terlalu besar kelebihan kuota tersebut," jelas Hatta.

Namun, ia tetap mengajak masyarakat yang mampu untuk tetap menggunakan Pertamax dan menghemat penggunaan BBM.

Hatta mengakui imbauan pemerintah melalui spanduk di SPBU agar masyarakat mampu menggunakan pertamax cukup membuahkan hasil.

Menurut evaluasi pemerintah, kata dia, terjadi peningkatan penggunaan pertamax yang menunjukkan trend peralihan masyarakat dari mengonsumsi premium menuju pertamax.

"Memang pada kuartal pertama itu sudah kelihatan ada trend meningkat," demikian Hatta. ***5***
(D013*P008)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011