Bandung (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata mengharapkan dengan terbentuknya Komunitas Asean pada 2015 maka akan muncul banyak produk dari hasil kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi antarnegara-negara di Asia Tenggara.

Hal itu dikatakan Menristek saat membuka "Asean Workshop to Draft the Implementation Plans of COST (Committee on Science and Technology) Flagship Programmes" yang digelar di Hotel Novotel, Bandung, Selasa dan dihadiri para delegasi Asean COST dari Filipina, Thailand, Singapura, Brunei, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Laos, Myanmar.

"Ini adalah kesempatan para ilmuwan Asean untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman sehingga memunculkan ide-ide inovatif. Kita bagi-bagi tugas dalam enam program flagship," katanya.

Ada enam program unggulan atau "Flagship Programmes" yang telah ditetapkan pada pertemuan Asean COST (Committee on Science and Technology) pada 2006 dalam Asean Plan of Action on Science and Technology (APAST) 2007-2011.

Program-program unggulan Asean itu yakni Sistem Peringatan Dini untuk Pengurangan Resiko Kebencanaan, Biofuel, Aplikasi dan Pengembangan OSS (Open Source Software), pangan fungsional, kesehatan dan perubahan iklim.

Karena belum berhasil secara nyata keenam program tersebut kemudian pada pertemuan Asean COST 2010, disepakati untuk diperpanjang implementasinya hingga 2015.

Indonesia ditunjuk menjadi Ketua dalam riset dan pengembangan program Sistem Peringatan Dini untuk Kebencanaan serta memgetuai riset dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui program Open Source Software (OSS).

Sedangkan riset Asean mengenai masalah biofuel akan dipimpin oleh Malaysia, pangan fungsional oleh Thailand, Kesehatan oleh Singapura, sedangkan perubahan iklim akan dipimpin oleh Filipina bersama Vietnam.

Namun demikian Menristek berharap pertemuan ini tidak hanya menghasilkan roadmap implementasi enam program unggulan APAST tersebut, tapi juga dapat menghasilkan strategi untuk melibatkan entitas lainnya seperti sektor industri dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi regional Asean.

Sementara itu, Deputi Menristek bidang Jaringan Iptek Prof Dr Syamsa Ardisasmita, mengatakan, komunitas Asean ditargetkan akan terbentuk pada 2015 dan membuat tidak ada lagi batas antara negara-negara Asean baik di bidang barang dan jasa maupun SDM.

"Komunitas regional yang hampir mirip Uni Eropa cuma Asean, kita semua ingin bersama-sama mencapai target menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi. Para ilmuwan Asean kemudian berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama yang hasilnya untuk kepentingan Asean bersama," katanya.
D009)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011