Malang (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Pol Dr Untung S Rajab, menemui delapan keluarga mahasiswa yang menjadi korban dugaan doktrinisasi ala Negara Islam Indonesia (NII) di Universitas Muhammadiyah Malang(UMM), Jawa Timur, Kamis.

Pertemuan yang dilakukan secara tertutup itu dihadiri sejumlah perwira dan kepala kepolisian di wilayah Malang Raya yang terdiri dari Kapolresta Malang AKBP Agus Salim, Kapolresta Batu AKBP Gatot Soesanto serta Kapolres Malang AKBP Rinto Jatmono.

Setelah melakukan pertemuan, Untung mengatakan, delapan keluarga mahasiswa itu adalah murni korban penipuan, sebab mayoritas mereka mengaku telah dirugikan.

Untuk menyelesaikan masalah ini, Untung meminta kepada masyarakat agar tetap rasional dan diselesaikan secara bersama guna kepentingan umum.

"Menyelesaikan masalah ini harus tetap rasional, sedangkan terkait dugaan yang mengarah ke NII itu tidak ada, sebab NKRI itu sudah final, karena itu kita harus tetap melakukan penyelidikan," katanya.

Terkait pelaku, Untung mengaku pihaknya beserta jajarannya masih melakukan proses pengejaran. "Pelaku masih kita kejar, sebab kita melakukan hal itu berdasarkan laporan korban," katanya.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Rachmat Mulyana kepada ANTARA menegaskan bahwa tim Polda Jatim saat ini sedang melacak pelaku ke kawasan timur dan barat Indonesia.

"Tim masih melacak pelaku, ada yang ke timur dan ada yang ke barat. Yang penting, Bapak Kapolda Jatim sudah mengingatkan para mahasiswa untuk berpikir cerdas dan tidak mudah terpengaruh dengan orang yang merasa paling benar, tapi bertanyalah kepada para ulama," katanya.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Malang Kota (Kapolresta) AKBP Agus Salim menegaskan, tidak ada pelaku doktrinisasi ala Negara Islam Indonesia (NII) di Kota Malang.

Hal ini setelah dilakukan penelusuran oleh tim yang dibentuk Polresta Malang bersama Polda Jatim. "Mahasiswa di Kota Malang adalah murni korban penipuan, sebab mereka telah melapor kepada kami," kata Agus.

Terkait pelaku penipuan tersebut, diduga saat ini berada di luar Kota Malang, seperti di Cirebon dan daerah lainnya.

"Kita masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, mengenai siapa pelakunya kita masih melakukan penelusuran, dan mahasiswa yang ada di Kota Malang adalah murni korban," katanya.
(MSW)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011