Jakarta, 22/4 (ANTARA) - Republik Indonesia (RI) didesak untuk menerapkan paradigma kedaulatan pangan yang pro-lingkungan hidup untuk mengatasi beragam bencana ekologis yang semakin meningkat di berbagai daerah di Tanah Air.

"Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) akan terus mengampanyekan Indonesia menggunakan paradigma kedaulatan pangan yang pro-lingkungan," kata Manajer Kampanye Air dan Pangan Walhi, Islah, dalam keterangan tertulisnya menyambut Hari Bumi di Jakarta, Jumat.

Menurut Islah, paradigma kedaulatan pangan yang pro-lingkungan tersebut adalah sejalan dengan agenda reformasi agraria dan restorasi ekologis.

Paradigma tersebut, lanjutnya, juga merupakan bagian dari pembaruan tata konsumsi dan tata produksi demi terwujudnya keadilan ekologis di Indonesia.

Laporan Walhi sepanjang tahun 2010 mencatat bahwa terjadi 74 pencemaran air yang menyebabkan lima danau, empat laut dan 65 sungai yang sebelumnya tidak tercemar menjadi tercemar.

Ia berpendapat, hal ini akan menambah kelangkaan air bersih karena beberapa tahun lalu Walhi mencatat terdapat 64 DAS (daerah aliran sungai) dan sub-DAS dari 470 dalam kondisi yang kritis.

Jumlah tersebut tersebar di Sumatera (12 DAS/sub-DAS), Jawa (26 DAS/sub-DAS), Kalimantan (10 DAS/sub-DAS), Sulawesi (10 DAS/sub-DAS), Bali, NTB dan NTT (4 DAS), Maluku serta Papua (2 DAS).

Selain itu, lanjutnya, konversi hutan menjadi kawasan nonhutan masih merupakan penyumbang terbesar dari hilangnya keragaman hayati dan kerusakan hutan secara permanen.

Selama tahun 2010, Walhi mencatat bahwa banjir terjadi 345 kali di wilayah Indonesia yang berakibat pada kerugian materil dan imateril.

"Dari sisi sebaran wilayah, banjir terbesar terjadi di Pulau Jawa, sebuah pulau di Indonesia yang telah dieksploitasi lebih dari 400 tahun dan telah mengalami kerusakan sistem hidrologi dan deforestasi yang masif," katanya.

Hari Bumi yang diselenggarakan setiap tanggal 22 April dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap lingkungan natural Bumi.

Penyelenggaraan Hari Bumi pertama kali digelar di Amerika Serikat pada 1970 yang digagas oleh Senator AS dari Partai Demokrat, Gaylord Nelson.

Hari Bumi menjadi internasional pada 1990 karena dirayakan di 141 negara lainnya. Pada 2009, PBB menyatakan tanggal 22 April sebagai dirayakannya Hari Ibu Bumi Internasional ("International Mother Earth Day").(*)

(T.M040/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011