Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj enggan berspekulasi mengenai motif dari aksi teror yang kembali marak.

"Kita lihat lahirnya saja bahwa teror bom itu ada dan harus kita hadapi bersama," kata Said Aqil usai membuka acara Rembug Nasional dan Rapat Kerja Nasional Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) di Jakarta, Jumat.

Said Aqil mengemukakan hal itu ketika diminta tanggapan tentang adanya pihak yang menduga maraknya teror bom merupakan upaya pengalihan isu.

"Soal apakah ini pengalihan isu, itu bukan urusan kita," kata Said Aqil.

PBNU berharap pelaku, jaringan, dan aktor intelektual di belakang serangkaian kasus teror bom bisa terungkap sehingga masyarakat tidak dilanda kecemasan.

"Kalau melihat canggihnya kemampuan dan peralatan yang dimiliki polisi, saya yakin itu bisa terungkap," kata Said Aqil.

Buktinya, polisi akhirnya bisa mengungkap pelaku bom buku yang menebar teror di Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurutnya, polisi sebenarnya mengetahui jaringan pelaku teror, hanya saja selama ini terkesan ada pembiaran dan tidak ada tindakan pencegahan.

"Entah sekarang, setelah korbannya polisi sendiri," kata Said Aqil.

Sebelumnya, saat memberikan sambutan dalam acara yang juga dihadiri Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini tersebut, Said Aqil kembali mengemukakan perlunya mewaspadai sejumlah organisasi atau yayasan yang mendapatkan pendanaan dari Timur Tengah yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Kelompok ini biasanya garis keras," katanya.

Pada bagian lain Said Aqil mengemukakan, sebagai organisasi Islam besar yang beraliran moderat, tugas NU kini semakin berat karena maraknya kelompok-kelompok garis keras.

"NU mempunyai beban mewujudkan masyarakat yang moderat. Ini berat. Membentuk kelompok ekstrem malah lebih mudah," katanya.(*)

(S024/A041)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011