ranah online memberikan banyak peluang, namun di satu sisi juga muncul bentuk-bentuk kekerasan baru seperti "cyberbullying" atau cacian melalui media sosial.
Makassar (ANTARA) - Sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Anak Internasional dan Hak Asasi Manusia, Delegasi Uni Eropa mendukung inovasi teknologi untuk menangkal perundungan digital terhadap anak.

"Melalui Europe Union Social DigiThon 2021 kami mempromosikan inovasi teknologi untuk menangkal perundungan digital anak di Indonesia dengan membuat kompetisi menciptakan karya teknologi," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket dalam keterangan persnya yang diterima di Makassar, Minggu.

Dia mengatakan, dalam dua tahun terakhir, pihaknya banyak melihat dampak krisis terhadap kehidupan anak sebagai kelompok masyarakat yang sangat terdampak, terlepas dari dimana mereka berada.

"Mereka merasakan konsekuensinya seperti dalam hal pembelajaran hingga dan kesejahteraan hidup. Pandemi COVID-19 merupakan saat yang sangat krusial, dimana keseharian kita beralih ke ranah online termasuk bagi anak-anak," katanya.

Kendati diakui, ranah online memberikan banyak peluang, namun di satu sisi juga muncul bentuk-bentuk kekerasan baru seperti "cyberbullying" atau cacian melalui media sosial.
Baca juga: Yohana: perlindungan perempuan-anak harus ikuti perkembangan teknologi
Baca juga: Rakor konferensi video KPPPA bisa diakses 34 provinsi


Berkaitan dengan hal terebut, sejak 2012 Uni Eropa telah meluncurkan strategi tentang internet yang lebih baik untuk anak-anak dan menetapkannya sebagai "benchmark" global untuk perlindungan anak-anak dan remaja di dunia digital, sambil sepenuhnya melindungi hak mereka untuk mengakses internet untuk perkembangan.

Untuk mencerminkan dunia yang selalu berubah saat ini, UE bertujuan untuk mengadopsi versi terbaru dari strategi ini pada tahun 2022.

Sedang pada 2021, Uni Eropa juga meluncurkan Strategi tentang Hak Anak, untuk melindungi semua anak dengan lebih baik dan membantu mereka memenuhi hak-hak mereka.

Menurut Vincent, ini dikembangkan untuk anak-anak dan dengan anak-anak – sebagai bagian dari proses penyusunan, lebih dari 10.000 anak dikonsultasikan untuk memastikan Strategi mencerminkan perubahan saat ini di semua aspek kehidupan mereka.

"Termasuk dalam penggunaan teknologi digital, dalam gaya hidup mereka dan masalah kesehatan terkait yang diperburuk oleh pandemi," ujarnya.

Bertepatan dengan perayaan Hari Anak Internasional, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia mengumumkan para pemenang Kompetisi EU Social DigiThon 2021.

Para inovator putra-putri terbaik Indonesia yang berhasil meluncurkan aplikasi dan strategi tentang internet yang lebih baik untuk melindungi anak-anak dari efek negatif internet dan teknologi digital adalah juara pertama Tim SHARE Platform dengan aplikasi yang dirancang untuk melaporkan, menanggapi, dan menyelesaikan kasus perundungan anak.

Juara kedua, Tim GOTCHA dengan one-stop solution yang menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak dan juara ketiga Tim KINCIR, dengan browser extension untuk menyensor konten berbahaya serta Tim SRG dengan KindBoard, filter keyboard yang memeriksa "cyberbullying" di semua platform.
Baca juga: KPPPA kembangkan rakor menggunakan konferensi video

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021