Jakarta (ANTARA) - Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi mengusulkan agar Kongo dan Indonesia, sebagai sesama negara pemilik hutan hujan terbesar di dunia, menjalin kerja sama perdagangan karbon (carbon trading).

Pembahasan mengenai carbon trading dan mitigasi perubahan iklim mengemuka dalam pertemuan setelah Duta Besar RI Mohamad Hery Saripudin menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Tshisekedi di Palais de la Nation atau Istana Nasional di Kinsasha.

Dalam keterangan tertulis, Rabu, Saripudin menyampaikan bahwa dirinya telah menerima instruksi dari Presiden RI untuk bekerja lebih erat dengan Kongo untuk mendorong isu-isu yang menjadi kepentingan bersama di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, serta isu lingkungan.

Saripudin juga menyampaikan bahwa nilai perdagangan kedua negara sangat kecil dibandingkan potensi yang dimiliki kedua negara. Pemerintah kedua negara, selaku fasilitator pelaku usaha, perlu mengupayakan meningkatkan nilai perdagangan bersama-sama.

“Perlu upaya bersama untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara. Untuk itu perlu segera diwujudkan negosiasi pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dengan Kongo,” kata Saripudin.

Pada pertemuan tersebut, Felix Tshisekedi juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas kiprah kontingen Indonesia pada Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tergabung dalam Misi Stabilisasi di Kongo (MONUSCO).

Selain itu, Tshisekedi juga mengutarakan keinginannya untuk berkunjung ke Indonesia pada 2022.

Indonesia telah berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB di Kongo selama lebih dari tiga dasawarsa.

Saat ini, terdapat tidak kurang dari 1.102 personel dari TNI dan Polri yang tergabung dalam misi perdamaian di Kongo.

Baca juga: Kolaborasi Indonesia, Brazil, Kongo di COP26 kuatkan negosiasi iklim
Baca juga: Anggota pasukan perdamaian Indonesia terbunuh di Kongo
Baca juga: Sebanyak 10 perusahaan Indonesia kembangkan megaproyek di Kongo


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021