Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan, makanan yang disajikan di seluruh restoran masakan Jepang yang beroperasi di Indonesia bebas dari radiasi nuklir.

"Masyarakat tidak perlu khawatir makanan di restoran jepang terkontaminasi radiasi nuklir, semua aman," kata Ketua Umum PHRI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Istidjab, ketika dihubungi ANTARA News di Jakarta, Sabtu.

Pihaknya memastikan hampir seluruh bahan makanan yang disajikan restoran Jepang di Tanah Air menggunakan bahan dasar lokal.

Ia mencontohkan, bahan dasar utama masakan Jepang seperti udang, lobster, tenggiri, dan tuna sebagian besar di beli di pasar lokal.

"Hanya sedikit yang impor langsung dari Jepang, seperti daging Kobe, itupun saat ini dihentikan karena isu radiasi nuklir. Selain itu, daging tersebut juga tidak selalu tersedia karena harganya yang sangat mahal Rp800.000 per kilogram," katanya.

Pihaknya mencatat, meski saat ini gencar isu radiasi nuklir terutama untuk produk pangan asal Jepang, PHRI tidak menemukan indikasi adanya penurunan kunjungan di sejumlah restoran jepang.

Jikapun ada, kata Istidjab, maka itu lebih karena awal tahun yakni Januari-Maret dari tahun ke tahun merupakan periode bukan musim liburan (low season).

Ia mengimbau, masyarakat agar tidak ragu untuk mengkonsumsi masakan di restoran jepang di Indonesia karena menggunakan bahan dasar lokal sehingga aman dikonsumsi.

Saat ini sejumlah negara, seperti Amerika Serikat telah mengumumkan larangan impor makanan dari beberapa lokasi di Jepang.

Itu dilakukan sebagai bentuk antiasipasi terhadap adanya kontaminasi radioaktif akibat bocoran radiasi di reaktor nuklir Fukushima, Jepang.

Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), pemerintah AS mengeluarkan larangan dan peringatan terhadap semua jenis susu, produk susu, sayuran segar, dan buah-buahan dari beberapa daerah di dekat reaktor di antaranya prefektur Fukushima, Ibaraki, Tochigi, dan Gunma.

Langkah AS banyak diikuti oleh negara lain yang khawatir mengkonsumsi produk makanan teradiasi nuklir.
(T.H016)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011