Ajang bola voli etnik Baliem ini merupakan upaya pemerintah daerah menghidupkan kembali sejumlah objek wisata yang mati selama pandemi COVID-19.
Wamena, Papua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menjadwalkan perlombaan bola voli etnik Baliem pada 3-5 Desember 2021 di mana pada ajang itu pesertanya pria harus menggunakan pakaian khas Jayawijaya yaitu koteka dan sali serta noken untuk kaum perempuan.

Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jayawijaya Imanuel Rumere di Wamena, Minggu menjelaskan bahwa pesertanya berasal dari pengelola 10 objek wisata yang selama ini dibina pemerintah daerah.

"Untuk lomba ini laki-laki itu dua lawan dua, cadangan dua orang. Jadi satu regu empat orang dan mereka menggunakan pakaian adat atau aksesoris Lembah Baliem. Untuk perempuan juga sama, cuma mereka pakai sali (sejenis rok), kemudian noken untuk penutup dada,"katanya.

Ia menjelaskan ajang bola voli etnik Baliem ini merupakan upaya pemerintah daerah menghidupkan kembali sejumlah objek wisata yang mati selama pandemi COVID-19.

"Kegiatan ini akan berlangsung di objek wisata Pasir Putih. Kalau berjalan baik, kita akan lanjutkan di beberapa objek wisata yang kurang pengunjung dengan metode yang hampir mirip tetapi berbeda konsep," kata Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Disbudpar Jayawijaya itu.

Selain tim inti dari 10 objek wisata, kata dia, pihaknya juga membuka pendaftaran bagi peserta umum dengan tarif Rp300 ribu. Perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) serta paguyuban yang ada di Jayawijaya bisa terlibat.

"Jadi kalau misalnya OPD ada yang mau ikut, kalau dia kirim peserta dari luar seperti Makassar, Jawa untuk mengikuti lomba ini, dia harus pakai baju adat daerah asalnya," katanya.

Pemkab memastikan pengunjung akan terhibur ketika datang ke lokasi kegiatan sebab selain menikmati pemandangan alam, mereka juga menikmati perlombaan unik dimaksud.

"Dari kegiatan ini kemudian ada kontribusi untuk pengelola objek wisata. Ada 'spot' baru yang kami sediakan di Pasir Putih yaitu Bukit Cinta," demikian  Imanuel Rumere.

Baca juga: Yohana, menteri pertama buka Festival Budaya Lembah Baliem

Baca juga: Corona hentikan tradisi menyambut Ramadhan di Lembah Baliem

Baca juga: Tercemar sampah, DLH sebut air Kali Baliem-Papua tak layak dikonsumsi

Baca juga: Noken raksasa Rp90 juta akan dipamerkan di Festival Lembah Baliem

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021