Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Hatta Rajasa, memastikan bahwa finalisasi perluasan pelabuhan baru di kawasan Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta Utara, termasuk proses pengerjaan akan berlangsung mulai Mei 2011.

"Sesuai dengan paparan itu, Mei kita harapkan selesai semua. Reklamasi juga, kan sudah selesai semua dasar lingkungan," ujarnya di Jakarta, Senin.

Hatta mengatakan, perluasan pelabuhan baru tersebut terdiri dari tiga terminal dan diharapkan menambah kapasitas 1,9 juta TEUs per tahun dari kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok saat ini yang hanya 3,8 juta TEUs.

Ia mengharapkan, daya tampung pelabuhan Kalibaru sebesar 1,9 juta TEUs per tahun tersebut akan visible hingga 2020, asalkan pengembangan pelabuhan laut berstandar internasional di Cilamaya yang berdekatan dengan kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta segera terlaksana.

"Ada tiga terminal di situ. Terminal satu itu panjangnya 3.000 meter lebih nanti itu bisa menampung sekitar 10 juta TEUs sebelum 2020," ujarnya.

Menteri Perhubungan (Menhub), Freddy Numberi, mengemukakan bahwa masih dibutuhkan pemahaman yang sama antar-semua pihak, termasuk proses tender pembangunan yang melibatkan operator pelabuhan Tanjung Priok Pelindo II.

"Kita melaporkan ke Menko Perekonomian untuk koordinasikan itu, kita coba jelaskan rencana pengembangan agar ada pemahaman yang sama," ujarnya.

Untuk itu, Menhub mengatakan, rencana induk (masterplan) untuk pengembangan pelabuhan Tanjung Priok ini tidak akan mengalami perubahan dan siap disahkan pada April nanti.

"April itu saya mengesahkan master plan-nya, kemudian dilelang dan baru Mei ground breaking," ujarnya.

Pembangunan terminal Kalibaru dilakukan sebagai bagian dari upaya pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, karena saat ini pelabuhan tersebut sudah melayani bongkar muat di luar kapasitas hingga 5 juta TEUs.

Pemerintah akan melakukan pengembangan kawasan pelabuhan Tanjung Priok yang berskala internasional ini dalam tiga tahap. Tahap pertama diperkirakan menelan investasi sekitar Rp8,8 triliun. Setengah dari biaya itu akan ditanggung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).

Dua tahap selanjutnya,  dalam catatan pemerintah, estimasi biayanya belum dilakukan karena pembangunan pelabuhan tersebut berlangsung hingga kurun waktu 2030.

Pengembangan tahap pertama diharapkan memiliki kapasitas sekitar 1,9 juta TEUs, dan direncanakan selesai pembangunannya pada 2014.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Sunaryo, mengatakan bahwa tender pengembangan pelabuhan itu akan dilangsungkan setelah rencana induk telah ditetapkan pada April 2011.

Sampai saat ini, ujar dia, belum ada calon investor yang menyatakan langsung berminat untuk mengembangkan pelabuhan tersebut.
(T.S034/B008)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011