Jakarta (ANTARA) - Perkembangan pandemi COVID-19 di dunia hari ini:

TSA baru 10 kali denda pelanggar aturan masker

Dua anggota parlemen Amerika Serikat pada Senin (25/10) mengatakan Badan Keamanan Transportasi (TSA) hanya mengumpulkan denda sebanyak 2.350 dolar AS (sekitar Rp33,2 juta) sejak Februari dari 10 penumpang yang tidak memakai masker, meskipun ada ribuan laporan soal penumpang-penumpang di bandara tidak mematuhi kewajiban menggunakan masker.

Aturan tersebut telah menjadi sumber keributan, terutama di dalam pesawat-pesawat AS, yang sejumlah penumpangnya menolak memakai masker.

Badan Penerbangan Federal AS (FAA) telah menyatakan upaya penegakan hukum akan diterapkan "tanpa toleransi" pada penumpang bandel. Hingga 19 Oktober, FAA telah menerima laporan tentang 4.837 penumpang yang melanggar aturan, 3.511 di antara terkait dengan masker.

AS keluarkan aturan baru vaksin bagi perjalanan internasional

Presiden AS Joe Biden pada Senin meneken aturan baru tentang vaksin bagi sebagian besar para warga asing penumpang pesawat dan mencabut pembatasan ketat bagi perjalanan asal China, India, dan sebagian besar negara Eropa mulai 8 November.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Senin merilis panduan penilaian perjalanan bagi masyarakat yang akan bepergian ke negara lain.

Baca juga: AS keluarkan aturan baru vaksin bagi pelaku perjalanan asing

Uni Afrika akan beli 110 juta dosis vaksin Moderna

Uni Afrika berencana membeli hingga 110 juta dosis vaksin COVID-19 dari Moderna. Sebanyak 15 juta dosis akan dikirim sebelum akhir tahun, sedangkan sisanya akan dikirim pada kuartal pertama (35 juta) dan kuartal kedua (60 juta) tahun depan.

Moderna sebut vaksinnya aman dan melindungi anak-anak

Moderna mengatakan pada Senin vaksin COVID-19 buatannya memicu respons kekebalan yang kuat pada anak usia 6-11 tahun dan berencana mengirimkan data temuannya ke regulator global.

Dosis pada anak hanya 50 mikrogram atau setengah dari dosis normal orang dewasa atau sama dengan dosis booster bagi orang dewasa.

Namun, dosis itu lebih banyak dari 10 mikrogram dosis vaksin Pfizer yang rencananya akan diberikan pada anak-anak.

Pasien COVID-19 yang divaksin flu lebih sedikit alami komplikasi

Pasien COVID-19 yang memerlukan operasi tampaknya mengalami lebih sedikit komplikasi jika sudah divaksin flu.

Dalam sebuah studi awal, peneliti memeriksa data dari berbagai operasi pada 44.000 pasien COVID-19 di dunia, separuh dari mereka telah disuntik vaksin flu dalam enam bulan sebelumnya.

Pasien yang sudah divaksin flu dan mengalami infeksi darah serius jumlahnya jauh lebih sedikit.

Mereka mempunyai lebih sedikit gumpalan darah di vena, lebih sedikit mengalami gangguan penyembuhan luka, dan lebih sedikit mengalami serangan jantung.

Vaksin flu juga dikaitkan dengan jumlah kejadian stroke, pneumonia dan kematian yang rendah.

Namun, studi itu belum bisa membuktikan apakah vaksin flu bersifat melindungi dan "vaksin flu bukan pengganti vaksin COVID-19", kata ketua tim peneliti.

Sumber: Reuters

Baca juga: Studi Inggris: Vaksin COVID, flu aman disuntikkan bersamaan

Baca juga: Vaksin untuk anak usia 5-11 tahun di AS mungkin tersedia November


 

Mulai 24 Oktober penumpang pesawat ke Bali wajib tes PCR

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021