Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi XI DPR, Harry Azhar Azis menyatakan bahwa nilai buku terkakhir Bank Mutiara sudah harus diketahui pada November 2011 sebelum rencana divestasi bank ini.

"Nilainya sudah harus diketahui pada November 2011, mereka harus hitung dari sekarang," kata Harry di Jakarta, Selasa.

Ia menyebutkan, Komisi XI DPR tetap berpegang pada alternatif pertama bahwa Bank Mutiara harus didivestasi setelah ditangani LPS selama tiga tahun atau harus didivestasi pada 2011.

Berdasar UU tentang LPS, jika harga penjualan belum mencapai harga optimal maka penjualan dapat diperpanjang dua kali setahun atau terakhir pada 2013.

"Kalau tidak jadi didivestasi tahun 2011 ini maka itu akan menjadi persoalan tersendiri, artinya ada exceptional (kekecualiaan) apakah di luar kontrol LPS atau masih dalam kontrol LPS, tapi pasti ada kondisi tertentu," katanya.

LPS mengambilalih eks Bank Centuryitu setelah permasalahan yang dihadapi bank itu. LPS mengambilalih Bank Century sebagai langkah penyelamatan terhadap bank itu.

Untuk menyelamatkan bank itu LPS telah menyuntikkan dana hingga Rp6,7 triliun.

Ketua Dewan Komisioner LPS Heru Budiyanto mengatakan, secara umum nilai buku sekarang (present book value) dari sebuah bank adalah dua hingga tiga kali lipat.

"Kita optimis di 2013, present book value akan mencapai tiga kali lipat," katanya.

Heru mengakui pengembalian suntikan hingga Rp6,7 triliun sebagai hal berat tapi tetap akan diupayakan dicapai.

"Pengalaman di seluruh dunia, tidak ada yang recovery hingga 100 persen. BPPN pada tahun 1998 saja di bawah 30 persen," katanya.

A039/B008/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011