Apalagi kita tahu pemerintah sudah melakukan injeksi Rp15 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp75 triliun (kepada INA)...
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade mendorong BUMN Karya agar sepenuhnya memanfaatkan adanya Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi.

Andre Rosiade dalam rilis di Jakarta, Selasa, menjelaskan, dengan adanya INA, sekarang investor dapat memberi suntikan modal baru dengan tujuan pengelolaan aset domestik yang dianggap perlu dilakukan pembangunan, sehingga BUMN Karya tidak kesulitan lagi mencari modal.

“Apalagi kita tahu pemerintah sudah melakukan injeksi Rp15 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp75 triliun (kepada INA). Dan kita juga tahu investasi di luar Indonesia seperti dari UEA udah melansir dan juga negara timur tengah akan menyuntikkan 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp144,71 triliun. Jadi ke depan Kementerian BUMN dan jajaran BUMN Karya bagaimana memanfaatkan betul potensi ini," jelas Andre.

Ia mengemukakan bahwa INA adalah suatu lembaga investasi sui generis dan melakukan investasi dengan ko-investasi dengan mitra investor, baik dalam maupun luar negeri.

Politisi Fraksi Gerindra ini sangat menyayangkan kebijakan yang abai terhadap komitmen ketika memberikan penugasan kepada BUMN Karya, tetapi tidak dibarengi dukungan regulasi atau dukungan penyertaan modal negara (PMN).

Ia berharap kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi, karena hal ini sangat merusak kesehatan keuangan BUMN Karya.

Terkait investasi, sebelumnya Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut kepercayaan investor asing terhadap Indonesia perlahan mulai membaik seiring dengan capaian investasi pada triwulan II-2021 yang tumbuh sebesar 8,3 persen.

Hal itu terbukti dari proporsi Penanaman Modal Asing (FDI) yang mencapai 50,5 persen dari total realisasi investasi yang saat ini telah terealisasi sebesar 49,6 persen. Ada pun target investasi pada tahun 2021 ini ditetapkan sebesar Rp900 triliun.

"Pada 2021 kami menargetkan investasi sebesar Rp900 triliun dan sudah terealisasi sebesar 49,6 persen. Dari 49,6 persen tersebut, FDI tercatat 50,5 persen. Artinya, trust dunia kepada Indonesia perlahan-lahan mulai ada perbaikan," kata Bahlil Lahadalia pada Investment Dialogue on the "Post Pandemic Economic Recovery: Attracting Investment through Structural Reform" yang digelar daring oleh Eurocham dan Kementerian Investasi/BKPM dan dipantau dari Jakarta, Selasa (21/9).

Indikator kepercayaan global yang membaik itu terlihat dari masuknya investor Eropa di jajaran teratas dalam daftar negara yang paling banyak melakukan investasi.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, pada triwulan I-2021, Swiss masuk jajaran 5 besar negara yang melakukan investasi di Indonesia. Sementara itu pada triwulan II-2021, Belanda jadi negara di urutan ketiga yang investor terbesar di Tanah Air.

Baca juga: Erick Thohir berharap INA dapat berinvestasi di tol Waskita Karya

Baca juga: Stafsus: BUMN karya diharapkan semakin fokus dalam bisnis

Baca juga: Peran BUMN Karya lanjutkan konstruksi tol nasional era COVID-19

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021