Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif memintawarga di sekitar lereng Gunung Merapi untuk mewaspadai anomali cuaca yang berdampak banjir lahar dingin.

"Khususnya warga di Kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah, diingatkan untuk mewaspadai anomali cuaca selama dua bulan ke depan, yang memungkinkan timbunan material erupsi Gunung Merapi meluncur menjadi lahar dingin," katanya, di kantor Wapres, Selasa.

Terkait itu, tambah Syamsul, Balai Besar Wilayah Sungai Opak dan Sedayu serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah diinstruksikan bersiap siaga mengalihkan aliran lahar, membersihkan pasir, dan membangun infrastruktur jalan dan jembatan yang rusak diterjang lahar serta mengungsikan warga yang terlanda lahar.

Usai mengikuti rapat penanganan bencana yang dipimpin Wakil Presiden Boediono ia mengatakan,"Pemerintah daerah melalui BPBD sudah diminta untuk mempersiapkan diri dan waspada untuk mengungsi karena selama dua bulan mulai Januari sampai Maret, anomali cuaca masih terjadi sehingga larutan lahar dingin masih mungkin terjadi,".

Menurut Syamsul, daerah paling rawan sekarang di Kecamatan Salam dan Jumoyo karena adanya pengalihan aliran lahar dingin di 12 sungai yang mengalir.

"Sudah dikerahkan 70 alat berat di Kali Krasak untuk membersihkan pasir. Namun, dua alat tersebut terbawa lahar dan bisa diselamatkan. TNI juga sudah membangun jembatan Balley meskipun sebelumnya sempat hanyut terbawa lahar," kata Syamsul.

Tentang dana penanganan lahar dingin, ia mengungkapkan, dana sebesar Rp 25 miliar dari Rp 38 miliar yang dialokasikan, sudah dikucurkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Opak dan Sedayu.

Terkait dengan banjir lahar dingin itu, maka masa tanggap darurat pascaletusan Gunung Merapi akan diperpanjang. (R018/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011