Surabaya (ANTARA News) - ITS Surabaya menyiapkan ahli energi panas bumi (geothermal) untuk menyongsong rencana Jawa Timur memproduksi energi panas bumi mulai 2014.

"Tahun ini kami sudah menyiapkan 30 mahasiswa yang sebelumnya masuk jurusan Geofisika menjadi Teknik Geofisika," kata dosen Geofisika ITS Dr Widya Utama DEA kepada ANTARA di Surabaya, Senin.

Rencananya, katanya, Jurusan Teknik Geofisika akan disatukan dengan Jurusan Teknik Geomatika untuk akhirnya mendukung pendirian Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.

"Fakultas baru itu akan menjalin kerja sama dengan Dinas ESDM Jatim dan GFZ Jerman untuk melakukan survei geothermal dan penyiapan sumber daya manusia ke arah pembangunan energi panas bumi di Jatim," katanya.

Bahkan, katanya, kerja sama dengan GFZ Jerman sudah mulai dirintis dengan program "capacity building" untuk pendidikan ahli geothermal berskala internasional, baik S2 maupun S3.

"Kami yakin Jatim membutuhkan tenaga ahli panas bumi, karena perguruan tinggi yang mendidik ahli panas bumi di Jatim belum ada, kecuali di UGM dan ITB," katanya.

Padahal, katanya, Jatim memiliki industri minyak dan gas, geoteknik, kegunungapian, dan bahkan peluang energi panas bumi yang akan diproduksi mulai tahun 2014.

"Kerja sama kami dengan Dinas ESDM Jatim menunjukkan adanya peluang itu dengan rencana pembangunan energi panas bumi di kawasan Ngebel (Ponorogo) dan Ijen (Bondowoso)," katanya.

Selain itu, potensi tambang cukup besar seperti pupuk fosfat yang selama ini justru dieskpor ke China untuk diolah sebagai pupuk organik dan dijual lagi ke Indonesia.

"Itu tidak boleh terjadi terus, apalagi potensi tambang kita cukup besar mulai dari mangan, pasir besi, dan sebagainya," katanya.

Secara terpisah, Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD mengaku pihaknya memang merencanakan pendirian Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian.

"Kami juga merencanakan untuk membangun Fakultas Seni dan Desain," katanya.

(E011/R014/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011