Bekasi (ANTARA News) - Jamaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ciketing, Bekasi, akan menggelar perayaan natal di bekas gedung organisasi partai politik (OPP) di Jalan Chairil Anwar No. 6, Margahayu, Bekasi, Sabtu pagi nanti (25/12).

Manorangi Siahaan dari HKBP Ciketing, Jumat sore tadi mengatakan kepada ANTARA News, bahwa sejak bentrok sosial September lalu, gereja itu menggunakan gedung fasilitasi dari pemerintah daerah untuk kegiatan peribadatan mereka, termasuk natal.

Saat itu, Minggu 12 September 2010 terjdi inside penusukan dua pendeta HKBP, Asiah Lumbuan Toruan (49) dan Luspida (40), oleh sekelompok orang tidak dikenal di Jalan Raya Pondok Timur Asam, Kelurahan Ciketing, Kecamatan Mustika Jaya, Bekasi.

Menyusul resolusi konflik itu, pemerintah daerah memberikan sebuah gedung kecil yang kosong untuk digunakan tempat beribadah HKBP, sebagai pengganti tempat mereka semula di jalan Rawa Mulia RT 03/RW 06, Kampung Cikeuting, Kelurahan Mustika Jaya, Kota Bekasi Timur, Jawa Barat.

Siahaanpun menampik kabar bahwa mereka menggunakan gedung kementerian sosial Bekasi untuk perayaan natal nanti.

"Berita itu tidak benar, kami menggunakan gedung OPP ini untuk natal," tandasnya.

Dia memaparkan, gedung kementerian sosial Bekasi hanya digunakan HKBP untuk sekolah minggu sore anak-anak dalam menyambut natal pada 16 Desember lalu.

"Kami sewa gedung itu hanya untuk satu hari," tambahnya.

Gedung OPP ini hanya cukup menampung 200 orang, padahal jemaat HKBP sendiri mencapai 600 orang. Akibatnya, anggota jemaat menyediakan kursi duduk hingga luar halaman.

Siahaan mengakui pihaknya tidak mempunyai dana yang cukup untuk menyewa gedung yang besar lagipula mereka mengharapkan pemerintah daerah segera menyelesaikan perijinan rumah ibadah di Pondok Timur Indah.

Selain kecil, jarak gedung ke perumahan HKBP di Perumahan Pondok Timur Indah sangat jauh, yaitu sekitar 30 km.

"Saya sangat prihatin, cobalah Anda lihat sendiri," katanya.

Meski begitu dia menegaskan keadaan memprihatinkan ini tidak membuat jemaatnya hilang semangat untuk menggelar Natal di gedung itu. sebaliknya mereka secara sederhana akan menggelar acara dengan khidmat.

Mereka hanya mempersipkan pohon cemara natal, mimbar sederhana, sebuah keyboard dan tulisan selamat natal, ditambah bangku seadanya namun ini pun tetap tidak memenuhi kuota jemaat yang ada.

Di balik itu semua, Manorangi Siahaan mengaku cukup tenteram katrena sejak kasus penusukan itu, jemaat HKBP dan masyarakat setempat tidak lagi bersitegang.

"Tidak ada masalah memang dari awal. Kami tidak mencari masalah, kami hanya ingin beribadah," katanya. (*)

adam/jafar

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010