Kami minta Bio Farma terus berkoordinasi dan bersinergi dengan pemangku kepentingan di dalam negeri dalam menjalin kolaborasi internasional terkait diplomasi dan penyediaan vaksin, diplomasi pengembangan vaksin terkait kolaborasi riset dan transfer t
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto menginginkan BUMN Farmasi seperti Bio Farma untuk lebih bersinergi terkait diplomasi penyediaan vaksin agar dapat dilakukan percepatan dan kepastian pengadaan vaksin COVID-19.

"Kami minta Bio Farma terus berkoordinasi dan bersinergi dengan pemangku kepentingan di dalam negeri dalam menjalin kolaborasi internasional terkait diplomasi dan penyediaan vaksin, diplomasi pengembangan vaksin terkait kolaborasi riset dan transfer teknologi dan diplomasi dalam penyediaan obat dan alkes," kata Anton dalam rilis di Jakarta, Senin.

Melihat kondisi COVID-19 saat ini, ujar dia, Panja Diplomasi Luar Negeri terkait Penanggulangan COVID-19 Komisi I DPR RI memandang perlu melakukan pengawasan diplomasi penanggulangan pandemi.

Hal tersebut, lanjutnya, termasuk mengkaji kebijakan diplomasi kesehatan terutama dalam pengadaan vaksin.

Ia mengemukakan bahwa Panja telah melakukan kunjungan kerja ke PT Bio Farma (Persero) pada 10 September 2021 guna mengetahui bagaimana peran Bio Farma sebagai holding farmasi Indonesia dalam implementasi diplomasi vaksin guna pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

Dari hasil kunjungan tersebut, Anton menyampaikan Komisi I mengapresiasi upaya diplomasi holding farmasi PT Bio Farma dalam penanggulangan COVID-19 di Indonesia.

Namun, dari hasil pertemuan, Panja mencatat permasalahan dan hambatan dalam pengadaan dan pendistribusian vaksin, di antaranya ketergantungan bahan baku obat dan vaksin termasuk alat kesehatan dan diplomasi dalam memantau harga dan suplai vaksin dan koordinasi distribusi dengan pemda.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Rachel Maryam Sayidina mendukung pengembangan vaksin GX-19N oleh PT Kalbe Farma, Tbk bersama perusahaan asal Korea Selatan, Genexine, sebagai vaksin COVID-19 nasional.

Menurutnya, dalam menyelesaikan pandemi COVID-19 ini tidak bisa hanya sekali vaksin, bahkan dilakukan berulang kali. "Kalau kita ketergantungan dengan vaksin luar negeri, tentunya kita jadi ada uang negara yang keluar. Kalau kita bisa produksi dalam negeri, barang (vaksin) kita, uang kita berputar di sini," ujar Rachel.

Diketahui, vaksin GX-19 yang berbasis DNA ini memiliki beberapa keunggulan, seperti vaksin yang dapat disimpan pada suhu tidak terlalu rendah, yakni 2-8 derajat celcius, memberikan perlindungan terhadap varian baru COVID-19, aman bagi masyarakat dengan sistem imun lemah, serta menghasilkan antibodi yang lebih tinggi.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan terkait upaya diplomasi vaksin untuk program pemerintah saat ini ada tiga jenis vaksin yang penyediaanya dilakukan oleh PT Bio Farma yakni Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Novavax. Jenis Vaksin lainnya seperti Pfizer, Moderna, AstraZeneca, didatangkan pemerintah melalui hibah/donasi/grant dengan skema bilateral maupun multilateral (Covax, GaVI).

Baca juga: Anggota DPR ingatkan dua hal pada BUMN farmasi jual vaksin individu
Baca juga: Ketua MPR dorong BUMN sektor farmasi tingkatkan produksi obat
Baca juga: Anggota DPR minta BUMN farmasi lakukan pengawasan obat saat pandemi




#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021