Probolinggo (ANTARA News) - Komisi VIII DPR RI meninjau Desa Ngadirejo dan Desa Cemoro Lawang di lereng Gunung Bromo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.

Kunjungan tersebut merupakan rangkaian dari kunjungan kerja Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Jawa Timur, pada 19-23 Desember 2010.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Gondo Radityo Gambiro, yang memimpin rombongan berdialog dengan pejabat terkait dari Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang, serta juga berdialog dengan masyarakat desa.

Pada saat berdialog dengan pejabat terkait dari empat kabupaten, Gondo Radityo Gambiro yang memimpin dialog, meminta penjelasan dan laporan terbaru soal perkembangan aktivitas vulkanologi Gunung Bromo yang mulai meningkat sejak 23 November lalu.

Pada kesempatan tersebut, Komandan Kodim Kabupaten/Kota Probolinggo Letnan Kolonel Infanteri Hery Setiyono menjelaskan, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Probolinggo telah menyiapkan lokasi evakuasi bagi masyarakat sekitar lereng Gunung Bromo jika gunung api setinggi 2.329 meter tersebut meletus.

"Kami menyiapkan lokasi evakuasi di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura, sekitar 14 kilometer dari Puncak Gunung Bromo," kata Hery Setyono.

Menurut dia, dari hasil survei Muspida Kabupaen Probolinggo memilih lokasi evakuasi di Hotel Grand Bromo di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura yang saat ini sudah tidak dioperasikan lagi.

Di lokasi tersebut, kata dia, bisa menampung hingga 3.000 jiwa, sedangkan masyarakat yang berada pada daerah rawan bencana satu yakni hingga radius tiga kilometer dari puncak Gunung Bromo setelah didata ada sebanyak 699 jiwa.

Hery juga menjelaskan, Muspida Kabupaten Probolinggo setelah membentuk Tim Penanggulangan Bencana Gunung Bromo pada 25 Nopember lalu, telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk siap dievakuasi jika Gunung Bromo mengalami letusan mayor.

Menurut dia, Tim Penanggulangan Bencana Gunung Bromo juga telah menyiapkan lokasi evakuasi, serta menyiapkan sarana transportasi dan personel.

Jika situasi semakin darurat, menurut dia, Pemerintah Kabupaten Probolinggo juga menyiapkan lokasi evakuasi di terminal Kecamatan Sukapura serta menyiapkan lokasi dapur umum di pasar Kecamatan Sukapura.

"Kami mengantisipasi situasi ini secepat mungkin, jangan sampai jatuh korban jiwa akibat letusan Gunung Bromo," ucapnya.

Kapolres Probolinggo AKBP Zulfikar menambahkan, Polres Probolinggo yang masuk dalam Tim Penanggulangan Bencana Gunung Bromo, mengantisipasi dengan menyiapkan personel di desa-desa serta sarana transportasi kepada masyarakat.

Menurut dia, dengan akses jalan raya yang berliku-liku dan tidak terlalu lebar, sehingga disiapkan kendaraan jip (SUV) untuk mengevakuasi masyarakat, jika Gunung Bromo meletus.

"Di Kecamatan Sukapura ada sebanyak 178 unit jip milik masyarakat maupun milik pemerintah daerah yang siaga untuk evakuasi penduduk," tuturnya.

Soal status Gunung Bromo, sejak terjadi erupsi cukup besar pada 23 November hingga 6 Desember berstatus "Awas" (level IV), tapi sejak 6 Desember sore hingga saat ini telah diturunkan menjadi "Siaga" (level III).

Menurut Zulfikar, sejak terjadi erupsi pada 23 November 2010 hingga saat ini Gunung Bromo terus mengeluarkan abu vulkanik.

"Kalau semula abu vulkanik mengarah ke Kabupaten Malang, tapi setelah statusnya diturunkan dari Awas menjadi Siaga, abu vulkanik justru mengarah ke Kabupaten Probolinggo dan Lumajang," katanya.(*)

(T.R024/R010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010