Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap, Perum LKBN ANTARA tetap menjadi yang terdepan dalam mengusung pemberitaan yang obyektif, kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha.

"Presiden berharap, pada hari jadi ke-73 ini, ANTARA tetap terdepan dalam pemberitaan obyektif," kata Julian ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin malam.

Presiden berharap ANTARA bisa mempertahankan sejumlah prestasi yang diperoleh. Selain itu, ANTARA harus meningkatkan kinerja dengan tetap mengutamakan unsur akurasi, obyektivitas, dan kecepatan dalam memberikan informasi kepada masyarakat.

Menurut Julian, Kepala Negara juga memberikan apresiasi kepada ANTARA yang selalu konsisten memberitakan sejumlah kegiatan politik, ekonomi, kebudayaan, teknologi dan bidang lainnya kepada masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia.

"Selama ini LKBN ANTARA memberikan peran signifikan dalam kegiatan politik, ekonomi dan perkembangan bangsa," kata Julian.

Sementara itu, Dirut Perum ANTARA, Ahmad Mukhlis Yusuf pada peringatan HUT ANTARA ke-73 di Jakarta, Senin, mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya terus berbenah ditengah keterbatasan anggaran.

Dia menjelaskan, perusahaan umum yang dibentuk pemerintah pada 18 Juli 2007 melalui PP 40/2007 itu belum memperoleh modal awal dari negara.

"Program akan lebih leluasa dalam proses transformasi menuju perusahaan yang sehat dan mandiri, melalui pembangunan tiga pilar; penguatan sistem, budaya kerja dan revitalisasi bisnis, bila ANTARA berkesempatan memperoleh modal awal sebagai Perum," kata Ahmad Mukhlis Yusuf.

Meski demikian, katanya, seluruh karyawan ANTARA tidak patah semangat dan tidak menjadikan keterbatasan anggaran sebagai alasan utama.

"Kami tidak hendak mengeluh. Kami terus berbenah," ujar Mukhlis.

Menurut dia, seluruh keluarga besar ANTARA akan mewujudkan pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada HUT ke-69 ANTARA tahun 2006, bahwa ANTARA harus dikembangkan menjadi world "class multimedia company" yang sejajar dengan kantor-kantor berita negara maju lainnya seperti Reuters (Inggris), AP (USA), AFP (Prancis) atau Xinhua (China) dan Kyodo (Jepang).

(F008/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010