Jakarta (ANTARA) - Direktur Telekomunikasi Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Aju Widyasari mengatakan persiapan dan penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Papua harus terus berlanjut dan dipercepat, bahkan usai penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, yang dihelat 2-15 Oktober.
Penyediaan infrastruktur ini pun tentu tak lepas dari investasi para penyelenggara layanan seluler yang beroperasi di Indonesia. Sulitnya medan geografis di beberapa tempat di Papua dinilai membuat wilayah ini sulit dijangkau oleh para investor.
"Poin ini di luar kegiatan PON, yaitu adalah soal isu investasi di wilayah yang geografisnya sulit di Papua, ini juga perlu dilanjutkan perhatian. Sebagai catatan, wilayah Papua baru di-cover oleh tiga penyelenggara seluler saja. Infrastruktur backbone masih dilayani oleh Telkom sebagian besar, ada juga penyelenggara lain tapi belum seluas Telkom," kata Aju dalam forum diskusi daring, ditulis Rabu.
"Lalu ada juga Palapa Ring oleh BAKTI untuk membantu persoalan ini. Namun, isu ini pun perlu kita lihat apa yang menyebabkan sulitnya investasi (layanan seluler) di Papua? Mungkin persoalan hulu harus diselesaikan sebelum kita harapkan kemudahan-kemudahan untuk sediakan layanan atau service telekomunikasi di Papua," ujarnya menambahkan.
Di sisi lain, untuk kesiapan di PON XX, Aju mengatakan pihaknya telah melakukan pengukuran di lapangan terkait sinyal di tempat penyelenggaraan (venue) di empat tempat yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan Merauke. Ada pun sinyal seluler disiapkan oleh tiga penyelenggara seluler yaitu Telkomsel, Indosat dan XL Axiata.
Aju menambahkan, Kominfo bersama berbagai pihak seperti PT Telkom telah melakukan koordinasi, dan penyediaan backbone dinilai sudah cukup dari Telkom.
Lebih lanjut, pihaknya juga akan memastikan persiapan yang terkait koordinasi di panitia PON dan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk media center dan penyiaran (broadcasting), agar bisa memadai bagi wartawan yang meliput kegiatan PON dengan nyaman dan baik.
"Poin terakhir adalah kemungkinan kerja sama, mengingat tidak semua sinyal seluler ada di sana. Kemungkinan-kemungkinan roaming sinyal di sana sebelumnya sifatnya sementara, asalkan para penyelenggara sudah lakukan kerja sama di antara mereka untuk berikan layanan roaming," imbuh Aju.
Menambahkan, Direktur LTI Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo Danny Januar mengatakan pihaknya juga aktif berkoordinasi dengan Telkom untuk menjadikan Palapa Ring sebagai bagian dari ketahanan konektivitas.
"Ada beberapa segmen Palapa Ring yang dijadikan hub," katanya.
Hal ini, lanjut Danny dinilai selaras dengan program percepatan jaringan telekomunikasi nasional. Kominfo memiliki program prioritas untuk bisa menjangkau 12.548 desa blankspot di Indonesia. Dari total tersebut, sebanyak 4.519 desa (36 persen) berada di Papua.
"Ini yang akan diselesaikan dalam waktu dekat. Seluruh desa ini kolaborasi dengan penyelenggara telekomunikasi. Kebijakan kementerian dibagi berdasarkan fokus, yaitu wilayah 3T diselesaikan oleh BAKTI, dan di luar wilayah itu akan diselesaikan operator seluler," kata Danny.
"Kominfo juga akan melakukan percepatan penyediaan infrastruktur untuk melayani titik-titik pelayanan publik melalui satelit, walaupun secara efektif diluncurkan di 2023, namun persiapannya, kita akan lakukan bertahap," imbuhnya.
Baca juga: Kominfo pastikan telekomunikasi PON Papua lancar
Baca juga: Menkominfo: PON Papua akan didukung telekomunikasi yang baik
Baca juga: Ilham Habibie: Infrastruktur TIK pilar penting kelancaran PON XX Papua
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021