Anyer (ANTARA News) - Sejumlah warga yang tinggal di pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang mengaku sudah terbiasa dengan suara letusan, dentuman dan getaran yang keluar dari perut Gunung Anak Krakatau sejak satu bulan terakhir.

"Warga Kecamatan Anyer sudah terbiasa mendengar suara letusan dan dentuman Gunung Anak Krakatau," kata salah seoarang warga Bandulu, Anyer, Sarkam, Senin.

Meski suara letusan GAK terdengar sangat jelas malam hari, namun warga Pesisir yang berada di Desa Bandulu sudah tidak khawatir dan was-was lagi. "Mungkin yang masih takut ada saja, tetapi para tetangga saya sekarang sudah terbiasa dengan suara letusan yang sering tergengar menggema," ujarnya.

Senada dijelaskan oleh Munawaroh. Warga yang tinggal di Paku, Anyer, mengaku sudah menikmati dengan aktivitas GAK yang kadang mengeluarkan suara letusan.

"Paling anak saya yang masih berusia tiga tahun, kalau mendengar suara letusan, langsung terbangun dari tidurnya, sedangkan dua orang anak saya yang sudah sekolah biasa-biasa saja," katanya menjelaskan.

Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Erna Wati. Menurut dia, aktivitas kegempaan GAK merupakan fenomena alam yang normal. "Namanya juga gunung yang masih aktif, apalagi gunung itu Gunung Anak Krakatau, yang masih dalam masa pertumbuhan. Jadi kalau gunung itu batuk-batuk adalah hal yang wajar," katanya.

Kepala Pos Pemnatau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, sudah hampir satu bulan GAK mengeluarkan letusan dan dentuman.

"GAK masih berstatus `waspada` atau level II, jadi masih terus akan mengeluarkan letusan, dentuman dan getaran," kata Anton.

Selama dua hari berturut-turut kata dia, sejak Sabtu dan Minggu (26-27/11), dentuman dan getaran masih terus terjadi.

"Dentuman dan getaran selama dua hari berturut-turut masing-masing sebanyak empat dan tiga kali," katanya menambahkan.  (ANT-152/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010