Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil Ford akan menunda rencana pembukaan kantor dan masih mempertimbangkan aturan wajib vaksin untuk sebagian besar karyawan.

Melansir laporan Reuters, Kamis, perusahaan mengatakan sebagian besar pekerja kantoran di Amerika Utara, Amerika Latin, dan kelompok Pasar Internasional tidak akan kembali ke kantor sebelum Januari. Ford tengah menilai kembali rencana kerja setiap tiga sampai empat bulan ke depan.

Baca juga: Ford Bronco edisi awal dijual eBay seharga lebih dari Rp2 miliar

Penundaan rencana untuk membuka kantor ini dilakukan seiring dengan persebaran varian Delta COVID-19 yang menyapu banyak negara tempat produsen mobil ini melakukan bisnis.

Chief people and employee experience officer Ford, Kiersten Robinson, mengatakan perusahaan belum memutuskan apakah akan mengikuti perusahaan lain dan lembaga pemerintah yang menerapkan aturan wajib vaksin meski telah mewajibkan vaksinasi bagi karyawan yang bepergian ke luar negeri untuk bekerja.

Menurut Robinson, perusahaan masih menilai apakah instruksi yang diberikan sudah sesuai, bagaimana karyawan akan merespon, dan bagaimana persyaratan vaksin akan disesuaikan dengan negara yang berbeda.

“Kami ingin memahami sentimen karyawan. Apa yang menghalangi mereka mendapatkan vaksinasi secara sukarela,” kata Robinson. Menurutnya, pandangan karyawan dan akses mereka terhadap vaksin sangat beragam di seluruh dunia.

Meski begitu, Ford telah menerapkan aturan wajib masker serta kebijakan lain untuk membatasi penyebaran infeksi virus corona di pabrik dan tempat kerja. Sejauh ini, kata Robinson, belum ada wabah besar di cabang Ford mana pun.

Perusahaan mengatakan pihaknya berencana untuk menyusun ulang kebijakan di banyak kantor untuk pengaturan kerja hybrid, yakni kombinasi antara bekerja dari rumah dan kantor, serta membatasi aktivitas di kantor dengan menerapkan jam kerja paruh waktu.

Karyawan yang dapat bekerja melalui konferensi video daring akan mendapatkan keuntungan baru setelah kantor dibuka kembali. Perusahaan mengatakan karyawan akan memungkinkan bekerja jarak jauh hingga 30 hari dalam setahun dari dalam negara asal mereka, tanpa diharuskan melapor ke situs Ford.

Di bawah pedoman perusahaan, seorang pekerja kantor Ford di Michigan, misalnya, dapat memilih untuk bekerja selama sebulan dari resor atau rumah kerabat di Florida, Los Angeles, atau lokasi AS lainnya.

Baca juga: Serangan balik Ford dalam perselisihan "Cruise" dengan GM

Baca juga: Pengiriman Ford Mustang Mach-E tertunda karena kekurangan chip

Baca juga: Ford, GM, Stellantis minta dukungan AS jual mobil listrik
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021