Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa tengah bersiap mengenalkan cita rasa khas produk- produk pangannya yang berasal langsung dari 27 negara yang tergabung dalam persemakmuran itu untuk masyarakat Indonesia yang belum pernah mencicipi atau pun merindukan makanan khas dari daratan Eropa.

Pengenalan produk- produk pangan asal Eropa itu dikenalkan lewat acara perdana berupa webinar bertajuk “Nikmati Warna Warni Eropa. Keunggulan Cita Rasa” yang membahas proses mulai dari pembibitan hingga pengaturan kualitas dilakukan pada produk- produk pangan Eropa sehingga bisa menjaga keautentikan rasanya meski dikirim jauh ke benua Asia terkhusus ke Indonesia.

“Produk pangan kami, kami pastikan tidak akan bersaing dengan makanan di Indonesia. Justru produk pangan ini bisa saling melengkapi. Kami harap kami bisa membawa cita rasa khas Eropa sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” kata Kepala Seksi Perdagangan Delegasi Uni Eropa di Indonesia Marika Jakas dalam webinar itu, Rabu.

Indonesia dipilih sebagai salah negara yang akan menerima impor produk pangan khas Uni Eropa karena minat pada produk makanan dan kuliner masyarakat Indonesia yang tinggi khususnya generasi muda yang saat ini mudah menerima informasi dari media sosial.

Baca juga: VITO Prancis perkenalkan kuliner Indonesia di Festival des Seniors

Tidak jarang di lini media sosial di kalangan generasi muda, resep- resep dari daratan Eropa dibuat dan dimodifikasi selama pandemi COVID-19.

Banyaknya anak muda yang mengambil studi di negara- negara yang tergabung dalam Uni Eropa turut berperan dalam pemilihan negara penerima produk pangan asal Eropa.

Selain itu, Uni Eropa menilai Indonesia merupakan potensi ekonomi yang terbesar di antara negara- negara ASEAN lainnya.

Ketua Bidang Pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) PHRI Alexander Nayoan pun menanggapi persiapan kerjasama bisnis yang dilakukan oleh Uni Eropa dan Indonesia sebagai langkah yang cukup baik mengingat masyarakat Indonesia di masa pandemi 2021 mulai mendalami pengembangan kuliner Eropa dan membutuhkan bahan baku yang lebih terjangkau.

Ingredients (asal Eropa) atau bahan- bahan terutama yang dikemas di botol itu semakin laku. Kita bisa lihat di supermarket- supermarket di bagian rak mereka itu untuk bahan dari Eropa saat ini mulai terlihat banyak. Padahal sebelum pandemi mana kenal kita yang namanya Salsa, atau raw sauce gitu ya,” katanya.

Tak berhenti pada kebutuhan individu dengan kerjasama yang digagas lewat EU CEPA (Perjanjian Kemitraan Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa) itu tentunya bisnis di skala restoran dan hotel bisa lebih mudah menyajikan makanan yang memiliki cita rasa Eropa secara asli dari dapurnya masing- masing sehingga bisa memenuhi permintaan pelanggan lebih baik.

Pengenalan pangan asal Eropa itu akan berlangsung selama satu tahun lamanya atau 12 bulan oleh Uni Eropa.

Program itu nantinya tidak hanya dilakukan lewat webinar atau seminar, tapi juga lewat media sosial, hingga pengenalan produk untuk dicoba di supermarket- supermarket yang ada di Indonesia.

Dengan adanya kerjasama EU CEPA salah satunya menghadirkan pangan asli Eropa ke Indonesia, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan produk terbaik dengan harga yang lebih terjangkau untuk menyajikan kuliner khas Eropa di rumah masing- masing tanpa perlu jauh terbang ke benua Eropa.

Baca juga: Mengenal kuliner Nusa Tenggara Timur

Baca juga: Indef: Literasi digital dasar untuk pelaku UMKM perlu dioptimalkan

Baca juga: Seni dan kuliner Indonesia warnai Pesta Rakyat KBRI Stockholm


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021