Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Freddy Numberi secara terbuka mengaku kecewa terhadap kinerja pelayanan PT Garuda Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

"Secara pribadi, saya kecewa," katanya menjawab pers di sela Penyerahan Penghargaan Penilaian Unit Pelayanan Publik di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Penegasan tersebut terkait dengan kacaunya pelayanan penerbangan PT Garuda Indonesia sejak 21 Nopember 2010 akibat gagalnya sistem integrasi pelayanan maskapai itu.

Oleh karena itu, pihaknya sedang mengkaji kemungkinan memberikan sanksi kepada maskapai pelat merah itu.

"Nanti kita lihatlah (kemungkinan sanksi, red)," katanya.

Freddy menyatakan, operator transportasi seperti Garuda seyogyanya transparan kepada publik terkait pelayanannya.

"Jadi, harus tranparan disampaikan dulu ke publik. Karena akibat dari gagalnya sebuah sistem, penumpang yang terkena," katanya.

Karenanya, sebuah sistem baru itu, lanjutnya, harus dikomunikasi dulu, diujicoba dulu agar hasilnya maksimal.

Freddy berharap kejadian serupa tidak terulang lagi dan Garuda harus menjadi contoh yang lebih baik ke depan.

Prinsip pelayanan jasa transportasi saat ini dan ke depan, tegasnya, setidaknya harus memenuhi tiga persyaratan yakni, transparan, akuntabel dan melibatkan partisipasi publik.

Ditanya apakah ada kemungkinan kejadian itu disabotase. Ia hanya mengatakan, "Saya juga terima laporan seperti itu". Namun, dia berharap, dugaan itu tidak benar.

Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay, sebelumnya mengungkapkan, pihaknya mempertimbangkan pengurangan frekuensi penerbangan maskapai itu.

"Jika sampai besok (25/11) seperti yang dijanjikan Garuda, pulih, tetapi ternyata hanya mampu 75 persen kapasitasnya, maka ya sebesar itu yang akan kita berikan," katanya.

Sebelumnya, Dirut PT Garuda Indonesia memperkirakan, sistem akan pulih sekitar 100 persen pada Rabu (25/11) dan karena itu, reservasi tiket hingga 24 November 2010 ditutup sementara.

Sistem pelayanan terintegrasi Garuda, mulai dari monitoring pergerakan pesawat, kru dan lainnya kacau sejak 19 November 2010.

Sistem yang diberi nama "integrated operational control system" (IOCS) yang diberlakukan sejak 18 Nopember 2010 itu, pada 19 Nopember 2010 "down" sekitar empat jam.

Puncak efek berantainya terjadi pada 21 November 2010 sehingga ratusan penerbanganGaruda di berbagai bandara kacau, delay berkepanjangan hingga dibatalkan.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010