Semarang (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kota Semarang, Jawa Tengah, mencatat setidaknya 27 unit sekolah berbagai jenjang di kota tersebut mengalami kerusakan akibat bencana banjir yang terjadi pada 9 November lalu.

Menurut Kepala Disdik Kota Semarang, Akhmat Zaenuri melalui Kepala Bidang Monitoring dan Pengembangan, Nana Storada di Semarang, Senin, pihaknya telah melakukan pendataan sekolah yang mengalami kerusakan.

Bahkan, kata Nana, sejumlah sekolah tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar, mengingat kerusakan yang diderita cukup parah, antara lain Sekolah Dasar (SD) Wonosari dan SD Ngaliyan 04 Semarang.

Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di sekolah yang rusak parah sementara ini dilakukan secara darurat di balai kelurahan atau rukun warga (RW) setempat, sembari menunggu langkah perbaikan.

Namun, ia mengakui bahwa upaya perbaikan sekolah tersebut tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, mengingat ada pula sejumlah sekolah yang dipetakan lahannya sudah tidak memungkinkan lagi untuk ditempati.

"SD Wonosari 01 dan SD Ngaliyan 04 Semarang kemungkinan akan direlokasi ke lokasi lain yang lebih aman, mengingat tanah yang semula ditempati sekolah itu mengalami pergeseran dan berbahaya jika dipaksakan," katanya.

Ditanya sekolah-sekolah lain yang mengalami kerusakan, ia menyebutkan Raudhatul Athfal (RA) Darul Ulum, SD Tambak Aji 01, SD Wates 02, SD Purwoyoso 03, dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum Semarang.

"Sekolah-sekolah itu berada di Kecamatan Ngaliyan, sedangkan Kecamatan Tugu ada sejumlah sekolah, yakni SD Mangkang Wetan 01-02-03, SD Randugarut, SD Mangkang Kulon 01-02, dan SD Mangunharjo Semarang," katanya.

Selain itu, kata dia, beberapa sekolah di kecamatan-kecamatan lain, seperti Semarang Timur, Semarang Utara, Banyumanik, dan Tembalang juga ada yang mengalami kerusakan, totalnya ada sebanyak 27 sekolah.

"Kami sudah memanggil kepala sekolah yang mengalami kerusakan itu untuk berkoordinasi terkait kelangsungan proses pembelajaran, mengingat kerusakan yang diderita setiap sekolah bervariasi," katanya.

Kalau memang kondisi sekolah yang bersangkutan masih memungkinkan, kata dia, misalnya kerusakan hanya satu ruang kelas, maka ruang kelas yang kondisinya masih layak bisa dioptimalkan sementara waktu.

Terkait nilai kerugian yang diderita akibat bencana tersebut, ia menyebutkan total kerugian mencapai sekitar Rp3,4 miliar, termasuk kerusakan media dan saran pembelajaran, komputer dan alat peraga.

"Kami sudah mendata total kerugian, termasuk alokasi dana perbaikan unit sekolah tersebut. Nantinya, kami akan ajukan dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Semarang 2011," kata Nana.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010