Jakarta (ANTARA) - Seorang tenaga kesehatan Puskesmas di Jakarta Barat, Erick Sihite mengharapkan perayaan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI membuka harapan baru bagi seluruh warga saat menghadapi pandemi COVID-19.
​​​​
Erick di Jakarta, Selasa, menuturkan sempat berjibaku menghadapi lonjakan pasien yang terpapar COVID-19 pada awal Juli 2021, namun saat ini menjelang perayaan Kemerdekaan RI mengalami penurunan.
​​​​​
Baca juga: Menkes serahkan santunan kematian 11 ahli waris nakes di DKI Jakarta
​​​
Erick mengisahkan ketika berjuang menangani ratusan pasien COVID-19 sehingga tempat tidur dan ruang inap di IGD sudah tidak dapat menampung.

Fasilitas di puskesmas pun terbatas sehingga tidak bisa menampung pasien bergejala ataupun yang memiliki penyakit bawaan (komorbit).

Pada akhirnya, Erick dan tenaga medis lain merujuk sejumlah pasien COVID-19 untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

"IGD kita sempat penuh, dalam IGD puskemas sebenarnya tidak punya kapabilitas buat rawat inap jadi dengan berat pasien yang dengan kondisi parah harus dirujuk ke rumah sakit," kata Erick.

Belum lagi dengan banyaknya rekan sejawat Erick yang mulai terpapar COVID-19 sehingga semakin kewalahan menangani pasien.

Namun apa daya, dengan keterbatasan tenaga yang ada Erick tetap berusaha melayani pasien yang terus berdatangan.

Kini, setelah pemerintah menggencarkan program vaksinasi massal serta pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Erick mulai merasakan adanya penurunan jumlah pasien.

Rekan sesama nakes pun pelan-pelan kembali bertugas setelah sembuh dari COVID-19. Dengan momentum hari kemerdekaan ini, Erick berharap Bangsa Indonesia tidak hanya "merdeka" secara mental namun juga terbebas dari COVID-19.

Baca juga: 65 persen tenaga kesehatan DKI dapat vaksin COVID-19 lengkap

"Kita tetap berusaha memerdekakan diri dari COVID-19," tutur Erick.

Yuvina, selaku dokter dan relawan tenaga kesehatan yang terlibat dalam program vaksinasi massal pun juga punya kisah sendiri selama melayani masyarakat.

Selama dia melayani masyarakat yang ingin divaksin di gerai wilayah Jakarta Barat, Yuvina mengaku banyak mendapat pandangan negatif dari warga tentang vaksin.

Menurut dia, di awal program vaksin massal banyak warga yang termakan berita hoaks tentang vaksin. Bukan hanya merugikan warga, hoaks tersebut juga merugikan tenaga kesehatan.

"Berita hoaks itu sebenarnya sangat tidak membantu untuk kita. Bukan cuma saya sebagai nakes tapi untuk yang lain juga. Terus kita harus lebih bisa mencerna segala informasi yang kita terima," ujar dia.

Namun seiring berjalan waktu, masyarakat mulai teredukasi sehingga telah memahami manfaat dari vaksin. Dia pun mengakui mulai banyak warga mendaftar jadi peserta vaksin.

"Banyak yang dari luar kota datang ke Jakarta untuk vaksin juga," ucap Yuvina.

Yuvina berharap program vaksinasi massal ini bisa menekan angka penyebaran COVID-19 sehingga imunitas warga bisa meningkat.

Baca juga: 75 persen nakes di DKI Jakarta sudah divaksin COVID-19

Pewarta: Walda Marison
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021