Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti Indonesia kini bebas mengakses sekitar 2.000 jurnal ilmiah internasional setelah Kementerian Riset dan Teknologi Kamis ini meluncurkan portal perpustakaan digital.
 
"Dengan perpustakaan digital ini terbuka akses sekitar 2.000 jurnal ilmiah internasional bagi para peneliti kita," kata Menristek Suharna Surapranata pada peluncuran perpustakaan digital "http://pustaka.ristek.go.id".

Untuk sementara ini, lanjut Suharna, baru terbuka akses bagi peneliti di Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) seperti BPPT, LIPI, LAPAN, BATAN, Bapeten, BSN dan peneliti di Puspiptek.

Di masa mendatang akan dibuka juga kerjasama dengan berbagai Badan Litbang Kementerian, pemerintah daerah dan perguruan tinggi.

Menurutnya, selama ini para peneliti Indonesia sulit memperoleh akses ke berbagai jurnal internasional sehingga tak mengetahui berbagai temuan terakhir dunia dan tak bisa memetakan riset yang dibutuhkan serta sering tumpang tindih.

Ia juga menyesalkan rendahnya publikasi peneliti Indonesia yang hanya sekitar 300-400 artikel per tahun, dibandingkan misalnya China yang mempublikasikan 250 ribu artikel per tahun, atau Jepang 100 ribu dan Korea 50 ribu per tahun.

Dengan terbukanya akses ke jurnal ilmiah maka para peneliti Indonesia bisa mengetahui kondisi terakhir penelitian di dunia dan makin bersemangat melanjutkan berbagai penelitian.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri bidang Kebijakan Iptek KRT Dr Ade Komara Mulyana mengatakan, akses ke jurnal ilmiah internasional ini melalui Science Direct yang adalah penyedia kumpulan jurnal ilmiah terbesar di dunia.

"Akses berlangganan ke jurnal internasional bagi para peneliti kita terlalu mahal, karena itu kami memfasilitasinya, mereka bisa mendapat password untuk akses ini," katanya.

Ke depan selain bekerjasama dengan Science Direct, pihaknya berharap bisa berlangganan IEEE, penyedia jurnal internasional lainnya dan Proquest yang sebenarnya sudah dilanggani Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerin Pendidikan Nasional untuk berbagai universitas.

KRT, ujarnya, juga memfasilitasi para penelitinya di LPNK yang ingin artikelnya dipublikasikan di jurnal internasional setelah diseleksi penerbitnya, sedangkan biaya publikasi mencapai 500 dollar AS per artikel.

Untuk Indonesia saat ini ada 6.000 jurnal ilmiah nasional terakreditasi dengan 25 ribu artikel per tahunnya. (*)

D009/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010