Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 700 dari 1.200 warga perbatasan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Belu Provinsi NTT, mengungsi ke tenda-tenda darurat yang didirikan Kodim 1605 Belu pascabanjir bandang.

"Pengungsian yang dilakukan warga dusun C dan D Desa Skinu Kecamatan Toeanas TTS itu untuk menyelamatkan diri dari banjir susulan yang sebelumnya telah merenggut 16 nyawa pada Rabu (4/11) dinihari," kata Komandan Kodim 1605 Belu Letkol (Inf) Joko Hadi Susilo dihubungi dari Kupang, Kamis.

Ia mengatakan pasca kejadian bencana banjir bandang itu pihak langsung menerjunkan anggota ke lokasi lalu ditindaklanjuti denan bantuan tenda-tenda darurat untuk warga masyarakat yang selamat dari terjangan banjir itu.

Dandim Joko mengatakan selain bantuan tenda, pihaknya juga membuak dapur umum bersama Dinas Sosial setempat dan Badan Penanggulagan setempat guna melayani warga yang sementara mengungsi dan sangat membutuhkan makanan.

Letkol Joko mengatakan sementara tim medis dari Kodim 1605 Belu bergabung dengan tim medis pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan melayani pada korban yang selamat pada puskesmas pembantu yang tersedia dan klinik kesehatan yang dibuka khusu Kodim 1605 Belu disekitar lokasi bencana.

Ia mengatakan pihaknya segera mengambil inisiatif untuk bantuan kemanusiaan seperti itu, karena jangkauan ke lokasi bencana lebih dekat melalui Kabupaten Belu, ketimbang lewat kota SoE Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), karena medannya sulit untuk dilalui secepatnya.

Kondisi infrastruktur jalan yang rusak ini dibenarkan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan Ampera Seke Selan, di sela-sela mengikuti upacara pemakaman massal, Kamis, petang.

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan itu, mengatkan kondisi ruas jalan sangat buruk menghambat penyaluran bantuan ke lokasi bencana banjir.

Ia mengatakan ke lokasi bencana satu rombongan dengan Bupati Timor Tengah Selatan Paul Viktor Mella dan sempat terjebak dengan banjir susulan, sehingga menambah sulitnya untuk menjangkau medan yang berat itu untuk sampai ke lokasi bencana.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Nusa Tenggara Timur Jemmy E Mella mengakui medan jalan menuju lokasi bencana alam yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste sangat berat sehingga menghambat bantuan ke lokasi.

"Bantuan yang dibawa tim dari provinsi sulit untuk tiba secepatnya karena medan sangat berat sehingga bantuan baru tiba pada Kamis (4/11) pagi.

Bantuan yang dikirim ke lokasi bencana itu antara lain beras, selimut, ikan kering dan dapur umum lapangan disertai perangkat dan sejumlah personel. (ANT-084/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010