Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah siap untuk menghadapi masa tanggap darurat letusan Gunung Merapi yang tidak bisa diperkirakan kapan berakhirnya, termasuk kemungkinan jumlah pengungsi yang semakin meluas dan bertambah banyak.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono, sebelum mengikuti rapat kabinet paripurna di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pemerintah pusat juga telah siap mengeluarkan dana berapa pun yang dibutuhkan, guna mengatasi masa tanggap darurat yang tidak bisa diperkirakan itu.

"Kalau untuk anggaran tanggap darurat, saya kira berapa pun yang diperlukan kami sudah siap, terutama untuk menangani pengungsi, termasuk pengungsi di Gunung Merapi yang bertambah akhir-akhir ini," tutur Agung.

Kesiapan pemerintah, lanjut dia, telah dilakukan sejak hari pertama letusan dan setelah melakukan pemantauan bahwa jumlah pengungsi terus bertambah, seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

"Kita sudah antisipasi kemungkinan itu sejak hari letusan pertama di mana disediakan alokasi untuk 13.500 pengungsi, ternyata yang ada lebih dari 16 ribu. Dari situ sudah merupakan sinyal untuk kemungkinan seperti itu bisa saja dan pemerintah siap untuk menghadapi apa pun itu dengan kemungkinan-kemungkinan bertambahnya pengungsi," ucapnya menjelaskan.

Namun, Agung menolak menyebutkan jumlah dana yang telah dikeluarkan ataupun yang telah dialokasikan oleh pemerintah untuk mengatasi tahap tanggap darurat, baik di Merapi maupun di Mentawai.

"Pada saatnya kami umumkan seluruh tanggap darurat, karena selama ini kan kita belum bisa pasti kapan berakhirnya, jadi kalau dialokasikan sekarang, kemudian nanti bertambah lagi. Lebih baik pada saatnya kita sekaligus mengumumkan berapa yang sudah dikeluarkan untuk tanggap darurat," jelasnya.

Pada saatnya, Agung berjanji untuk secara transparan mengumumkan seluruh bantuan yang telah diterima pemerintah baik berupa uang tunai maupun barang-barang lain.

Pada rapat kabinet paripurna yang dihadiri oleh seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, yang meninggalkan pos pemantauannya khusus untuk menghadiri rapat tersebut, juga dibahas keadaan 19 gunung berapi lain yang berstatus waspada serta antisipasi penanganannya.

Menurut Surono, aktivitas meningkat di beberapa gunung berapi di Indonesia seperti Gunung Anak Krakatau, bukan karena terpengaruh oleh gempa besar yang memicu tsunami di Kepulauan Mentawai.

Sedangkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif menyatakan, pasokan bantuan untuk korban bencana di Mentawai cukup untuk satu bulan ke depan dan bahkan untuk tiga bulan mendatang apabila tahap tanggap darurat diperpanjang.

Meski demikian, ia mengaku memang terjadi kesulitan distribusi bantuan di lapangan akibat cuaca buruk.

Hingga kini, BNPB mencatat korban tewas di Mentawai mencapai 450 orang, hilang 96 orang, luka berat 271 orang, luka ringan 142 orang, dan jumlah pengungsi mencapai 14.963 orang.
 (T.D013*P008/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010