Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Kaukus Papua di Parlemen RI, Paskalis Kossay mengatakan di Jakarta, Senin, pihaknya berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono punya kesempatan mengunjungi Wasior di Papua Barat.

"Ini penting bagi kami di Papua, agar beliau bisa memperoleh gambaran utuh tentang situasi dan penyebab musibah banjir bandang yang dalam laporan terkini telah menewaskan sekitar 150 jiwa manusia, belum yang masih hilang," ungkapnya.

Anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan, banyak pihak amat menyesal akibat pembatalan kunjungan Presiden Yudhoyono yang dijadwalkan pada 10 Oktober kemarin, tanpa alasan yang jelas.

"Terus terang kami amat sangat menyesal. Sebab, Presiden SBY kan sudah menyatakan diri pada hari Minggu kemarin (10/10) mau mengunjungi korban bencana banjir. Ternyata batal berangkat," ungkap politisi Partai Golkar ini.

Paskalis Kossay menambahkan, pembatalan ini juga menimbulkan banyak sorotan di "akar rumput", terutama di kalangan para korban bencana yang selamat.

Takut Ketahuan

Sementara di kalangan politisi dan elite lokal, menurut Paskalis Kossay, muncul kecurigaan adanya upaya pihak tertentu yang tidak suka sehingga menghalang-halangi kunjungan Presiden ke lokasi bencana.

"Kan memang ada kontroversi mengenai apa penyebab bencana itu. Tetapi dugaan kuat dari para pakar dan peneliti, bahwa musibah banjir bandang dahsyat itu akibat perombakan hutan secara tak terkontrol, termasuk aksi pembalakan liar," katanya.

Karena itu, dia menduga, ada saja kelompok yang khawatir dan takut dituduh terlibat, lalu ikut-ikutan mempengaruhi kunjungan Presiden ke lokasi bencana dengan memberi masukan macam-macam.

Paskalis Kossay mengingatkan, agar jangan sampai kejadian pembatalan ini dimainkan pihak tertentu untuk kepentingan macam-macam.

"Misalnya saja dengan memperkuat stigma selama ini bahwa sikap tersebut (pembatalan kunjungan) membuktikan perhatian Pemerintah Pusat terhadap Papua hanya setengah hati," ujarnya.

Stigma ini, menurut dia, tetap menjadi andalan kelompok tertentu yang memainkannya hingga ke fora internasional dengan maksud-maksud tertentu.
(M036/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010