"Target ini diharapkan dapat direalisasikan dari hasil penarikan retribusi pada 292 lokasi parkir di kota ini," kata Asisten II Pemerintah Kota Bengkulu Hilman Fuadi di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan, selama ini pendapatan retribusi parkir di Kota Bengkulu hanya Rp600 juta karena penarikan tidak efektif.
Karena itu, mulai 2011 penarikan retribusi parkir akan diserahkan kepada pihak ketiga. Kebijakan ini dilakukan agar target pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir sebesar Rp1,7 miliar dapat direalisasikan.
"Sekarang kita masih mengkoordinasikan rencana menyerahkan penarikan parkir kepada swasta ini dengan pihak terkait, termasuk DPRD Kota Bengkulu," ujarnya.
Pemerintah Kota Bengkulu, kata Hilman, dalam waktu dekat akan menggelar tender guna menetapkan perusahaan yang akan mengelola lahan parkir di daerah tersebut.
Pengusaha yang keluar sebagai pemenang tender dan sekaligus selaku pengelolah lahan parkir di Kota Bengkulu akan memberikan uang jaminan kepada pemerintah kota setempat.
Sedangkan besar uang jaminan yang harus diserahkan pengusaha pemenang tender pengelolah lahan perkir di Kota Bengkulu akan ditetapkan sesuai kesepakatan antara kedua belah pihak.
"Yang jelas, kerja sama dalam pengelolaan lahan parkir di Kota Bengkulu akan kita laksanakan sebaik-baiknya dan pemerintah kota tidak akan merugikan mitra kerjanya," ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Bengkulu Effendi Salim mengatakan, dirinya sangat mendukung kebijakan Wali Kota Ahmad Kanedi yang menyerahkan pengelolaan lahan parkir di daerah itu kepada swasta.
"Kita dukung sepenuhnya kebijakan itu sebab selama ini dana parkir tidak jelas dan hasilnya sedikit sekali hanya Rp600 juta per tahun padahal lokasi parkir sebanyak 292 titik," ujarnya.
Dengan diserahkannya pengelolaan parkir ke swasta, kata Effendy, pemasukan ke kas daerah akan lebih besar dan transparan.
"Saya optimistis kalau pengelolaan parkir diserahkan ke swasta, target yang ditetapkan Rp1,7 miliar per tahun oleh Pemerintah Kota Bengkulu dapat direalisasikan," ujarnya. (ANT-212/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
