Bengkulu (ANTARA News) - Kelompok Pecinta Alam Green Mountaineering Club (GMC) Bengkulu mengumpulkan dana bagi korban banjir di Wasior, provinsi Papua Barat dengan di sejumlah jalan utama di Kota Bengkulu, Minggu.

"Bantuan yang terkumpul nantinya akan kami salurkan melalui rekening televisi swasta untuk diberikan kepada korban banjir di Wasior Papua sebagai bentuk keprihatian masyarakat Bengkulu," kata kordinator penggalangan banjir Wasior, Kelompok Pecinta Alam GMC, Yudi Olay, di Bengkulu Minggu.

Ia belum bisa memastikan jumlah dana yag terkumpul, sebab pengumpulan dana baru selesai dilakukan pada Minggu pukul 17.00 WIB, sementara pengumpulan dana hanya dilakukan hanya satu hari.

"Pengumpulan dana hanya kami lakukan hari ini saja, sebab sebagian besar anggota kami adalah pelajar, mahasiswa dan juga pegawai swasta. Pada hari biasa mereka melaksanakan aktivitas masing-masing, ada yang sekolah, kuliah dan bekerja," katanya.

Dalam kegiatan tersebut, terdapat 10 kelompok yang disebar di beberapa titik jalan ramai di Kota Bengkulu, tiap satu kelompok pencari dana ada dua orang.

"Pencarian dana bantuan ini kami lakukan karena adanya komitmen bersama dengan organisasi pecinta alam lain yang ada di daerah lain, kami sepakat untuk mencari dana bantuan untuk setiap musibah yang terjadi, khususnya musibah yang muncul akibat bencana alam," ujarnya.

Yudi juga berharap aksi itu bisa menarik simpati sejumlah pemimpin daerah di wilayah itu untuk turut membantu korban bantuan di provinsi di wilayah timur Indonesia itu, sebagai bentuk kepedulian sesama pemerintah daerah.

"Kami minta agar gubernur ataupun bupati yang ada di Bengkulu untuk ikut memberikan bantuan. Jangan hanya letak wilayahnya jauh lantas kita bisa diam, meskipun kenyataannya sudah banyak bantuan ke sana," ujarnya.

KPA GMC di bentuk pada 2005 dan berpusat di Bengkulu, hingga saat ini jumlah anggotanya sebanyak 25 orang.

Seperti diketahui banjir di Wasior Teluk Wondama Papua itu terjadi pada Senin (04/10), selain menghancurkan berbagai infrastruktur, musibah tersebut juga mengakibatkan korban jiwa yang cukup besar. (ANT-148/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010