Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah membantah  anggapan lamban dalam mengatasi dampak musibah banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.

Demikian pernyataan Staf Khusus Menko Kesra, Leo Nababan kepada pers di Jakarta, Jumat petang terkait penanganan korban banjir bandang di Wasior.

Leo Nababan mengemukakan, pemerintah langsung melakukan langkah-langkah penanganan korban di daerah itu dengan mengirim bantuan makanan, obat-obatan dan peralatan untuk membersihkan lokasi.

"Pada hari pertama setelah bencana terjadi, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana Pak Syamsul Maarif sudah di lokasi untuk melakukan berbagai upaya penanggulangan bencana khususnya terhadap korban dan kegiatan terkait agar daerah yang dilanda musibah dapat ditembus, baik melalui darat maupun udara," katanya.

Dia mengatakan, kehadiran pejabat BNPB pada awal terjadinya pasca bencana mencerminkan kehadiran pemerintah di sana. "Sesuai UU tentang Penanggulangan Bencana memang begitu," katanya.

Menurut dia, belum adanya menteri yang ke Wasior pada saat awal pascabencana karena sulitnya menjangkau daerah itu. "Wasior baru bisa dijangkau atau baru bisa ditembus baik melalui darat maupun udara tiga hari setelah bencana," katanya.

Menurut Leo, Menko Kesra Agung Laksono bersama beberapa menteri pada Jumat malam akan berangkat ke Papua Barat. "Kami tegaskan bahwa pemerintah bekerja keras mengatasi dampak banjir bandang di Wasior sejak awal terjadinya musibah tersebut," katanya.

Banjir bandang di Wasior 4 Oktober 2010 mengakibatkan daerah itu luluhlantak dan menimbulkan korban tewas serta luka-luka tidak sedikit. Selain itu banyak korban diinformasikan masih hilang dan ribuan penduduk terpaksa mengungsi.
(S023/S025)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010