Medan (ANTARA News) - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi
Sumatera Utara menyatakan menolak rencana kenaikan tarif dasar listrik sebesar 15 persen yang rencananya akan diberlakukan pada awal Januari 2011.

"Kita menolak rencana kenaikan TDL (tarif dasar listrik), karena hanya akan memberi persoalan baru yang dipastikan bakal lebih berat bagi rakyat, terutama rakyat kecil," ujar Wakil Ketua DPRD Sumut Muhammad Affan ketika menjawab ANTARA di Medan, Jumat.

Menurut politisi dari PDI Perjuangan itu, pemerintah baru saja menaikkan TDL per 1 Juli 2010 dan masyarakat termasuk dunia usaha belum sepenuhnya terlepas dari dampak yang ditimbulkannya.

"Kini akan ada lagi kenaikan TDL per Januari 2011 dan itu dipastikan akan semakin memberatkan rakyat. Kita minta rencana itu dikaji ulang lagi," katanya.

Hal yang sama juga dikemukakan Wakil Ketua DPRD Sumut Sigit Pramono Asri.

Menurut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera itu, pemerintah belum saatnya untuk kembali menaikkan TDL.

Rencana kenaikan TDL itu sendiri, menurut dia, lebih karena tingginya harga pokok produksi listrik, sehingga subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah juga ikut membengkak ketika harga jual tetap dipertahankan.

"Seharusnya pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT PLN lebih fokus
memikirkan bagaimana menghasilkan listrik murah, bukan hanya pintar menaikkan TDL. Dengan listrik murah, tentu subsidinya juga akan lebih kecil," katanya.

Menurut dia, negara ini memiliki sumber daya alam yang bisa dijadikan sumber listrik murah, mulai dari tenaga air, gas hingga tenaga panas bumi.

"Investasi awalnya memang mahal, tetapi dalam jangka panjang tentu akan sangat menguntungkan, karena ketersediaan listrik murah bagi rakyat tetap terjamin," ujar Sigit Pramono Asri.

Disinggung soal harga jual listrik di Indonesia yang hanya 7 dolar AS per Kwh dan disebut-sebut sebagai yang termurah kedua di dunia setelah India, baik Sigit maupun Affan sepakat hal itu tidak bisa dijadikan alasan untuk menaikkan TDL.

Keduanya menilai wajar harga jual listrik di Tanah Air murah, karena sumber daya listrik yang sangat melimpah di negara ini.

Sigit sendiri mengingatkan pemerintah untuk tidak terpengaruh dengan intervensi asing terkait harga jual listrik di Indonesia.

"Asing maunya harga jual listrik kita dinaikkan agar daya saing kita tidak meningkat dan produk-produk mereka tetap bisa `melenggang` masuk. Karenanya mereka (asing) sangat berkepentingan hal ini," katanya. (ANT/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010