Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar kegiatan lokakarya Sosialisasi Penyusunan Laporan Interim Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) Indonesia Periode 2015-2021 yang dilaksanakan secara daring.

Kegiatan lokakarya ini diinisiasi oleh Direktorat pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana dengan tujuan untuk menjaring capaian, manfaat, pemetaan isu, tantangan maupun pembelajaran dalam pelaksanaan SFDRR di Indonesia.

"Berbagai aspek penting tersebut, akan digunakan sebagai bahan penyusunan laporan resmi pemerintah atau "country report" yang disampaikan kepada masyarakat global dalam acara GPDRR di Bali tahun 2022 ("Indonesian Country Report SFDRR Implementation Period 2015-2021")," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BNPB tambah 8.000 kapasitas isolasi pasien di luar Wisma Atlet

Dalam sambutan pembukaan, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati menyampaikan pada tahun 2015-2021 telah banyak capaian Indonesia dalam memenuhi empat prioritas aksi serta tujuh target global yang diamanatkan oleh SFDRR.

Aksi-aksi pengurangan risiko bencana (PRB) telah banyak dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan yang bergerak dalam sektor kebencanaan, baik dari pemerintah maupun non-pemerintah, sehingga kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pihak akan sangat berarti dalam proses penyusunan laporan ini.

Selain untuk memenuhi tanggung jawab global, Raditya Jati menambahkan bahwa penyusunan laporan ini akan menjadi "checking tools" dalam bekerja, apakah upaya dan data yang dimiliki Indonesia sudah memenuhi kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang ada, sekaligus sebagai sarana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Induk Penanggulangan Bencana (RIPB) dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Renas Penanggulangan Bencana.

Kegiatan lokakarya yang dihadiri oleh perwakilan dari kementerian/lembaga serta organisasi non-pemerintah yang bergerak dalam isu pengurangan risiko bencana menyajikan materi dari dua narasumber utama, yaitu Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Dr. Agus Wibowo dan Analis Kebijakan Ahli Madya Pratomo Cahyo Nugroho.

Baca juga: BNPB: Perlu integrasi rencana penanggulangan bencana dan pembangunan

Dalam pemaparan, Agus Wibowo menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia adalah salah satu negara yang paling aktif dalam melaporkan capaian implementasi SFDRR kepada masyarakat global. Hingga tahun 2021, Indonesia telah menyampaikan empat laporan nasional, yaitu Laporan Baseline Manajemen Bencana Indonesia 2015, Laporan Capaian Nasional SFDRR 2015-2018, laporan nasional melalui dashboard UNDRR, serta laporan nasional pada fokus prioritas target E-SFDRR 2020.

Agus menambahkan momentum penyusunan laporan interim SFDRR 2021 sangat penting untuk semakin menegaskan "leadership" Indonesia dalam isu PRB, karena akan disampaikan pada konferensi internasional Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali.

Pada sesi selanjutnya, Pratomo Cahyo Nugroho menyampaikan lokakarya kali ini merupakan koordinasi awal untuk memperkenalkan sekaligus memetakan peran para mitra PRB nasional. Selain itu, juga mengenai outline struktur penyusunan laporan, anggota tim teknis, tahapan proses penyusunan, serta jadwal penyusunan laporan yang harapannya dapat diselesaikan pada akhir tahun 2021.

Baca juga: BNPB: Manajemen bencana penting untuk proses penanggulangan bencana

Baca juga: BNPB laporkan 1.423 bencana alam terjadi hingga 15 Juni


Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, sekretariat tim teknis yang terdiri dari Kemenko PMK, BNPB, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Planas PRB, Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), serta Tim Siap Siaga akan melaksanakan diskusi-diskusi terfokus lanjutan untuk menjaring berbagai capaian dan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemangku kepentingan.

"Dengan adanya kolaborasi dan peran aktif dari seluruh pihak, laporan ini diharapkan dapat benar-benar merefleksikan capaian pengetahuan dan pembelajaran yang bermanfaat untuk perumusan kebijakan PRB yang lebih baik di masa mendatang. BNPB berharap kepemilikan dari laporan nasional ini bukan hanya dari dan oleh BNPB, namun juga dirasakan oleh seluruh pihak yang telah banyak bekerja untuk membangun ketangguhan di Indonesia," ujar Abdul.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021