Mekkah (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan bahwa pelayanan transportasi yang disediakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji berjalan baik, meski ada keluhan sebagian jamaah Indonesia agar bus bisa menurunkan jemaah tak jauh dari Masjidil Haram.

"Untuk memuaskan permintaan jamaah dapat diturunkan yang lokasinya dekat dengan Masjidil Haram, itu tak mungkin karena kepadatan kota Mekkah jelang puncak haji tak dapat dihindari," kata Menag di Stasion Kudai, Mekkah, usai meninjau beberapa lokasi pondokan dan transportasi bagi jemaah Indonesia.

Menag bersama Dubes Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur, Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh (PHU) Slamet Riyanto, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah, Cepi Supriatna, berkeliling Kota Mekkah menyaksikan pelayanan ibadah haji di kota tersebut.

Suryadharma Ali menjelaskan, ada keinginan untuk menambah jumlah bus di kota Mekkah. Tetapi pihak manajemen Saptco, pengelola bus di kota tersebut, menyarankan agar tak lagi ditambah.

Jumlah bus yang disewa dari berbagai perusahaan bus untuk melayani jemaah haji sebanyak 172 bus.

Selain Saptco juga ada Ummul Quro. "Jadi, kita mengikuti saran mereka," kata Menag.

Ia mengakui jemaah haji Indonesia banyak mengalah untuk pergi ke Masjidil Haram tatkala ada jemaah dari negara lain menaiki bus. Hal ini bukan berarti jemaah haji Indonesia kesulitan mendapatkan bus, tetapi karena kondisinya seperti itu.

"Ini tak bisa dihindari," kata Menag.

Kota Mekkah belakangan ini semakin padat. Sejumlah ruas jalan di kota suci tersebut dipenuhi jemaah dari berbagai negara. Bus dan kendaraan pribadi memenuhi kota tersebut, dan kemacetan pun belakangan ini semakin terasa di berbagai pelosok kota.

Mengenai pondokan yang ditinjau, Menteri mengatakan, hingga kini tidak ada persoalan menonjol. Kalaupun ada yang merasa tidak puas, hal itu wajar karena jemaah Indonesia banyak. Tetapi untuk mendukung pelaksanaan ibadah, semua tercukupi seperti pengadaan air, transportasi dan dukungan para tenaga medis di lapangan.

(E001*BAC/A041/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010