Jakarta (ANTARA News)- Toyota Motor Corp. mengatakan mereka belum menemukan bukti adanya permasalahan pada throttle elektronik yang menyebabkan perubahan kecepatan yang tidak diinginkan.

Kesimpulan itu dinyatakan setelah teknisi dan insinyur mereka mempelajari lebih dari 4000 kendaraan yang dikeluhkan oleh para pelanggan di Amerika Serikat.

"Toyota belum menemukan sebuah kasus pun di mana kelistrikan menyebabkan percepatan yang tidak diinginkan," kata Steve St Angelo, kepala bidang pengawasan kualitas Toyota wilayah Amerika Utara dalam sebuah konfrensi pers seperti yang dikutip Bloomberg, Selasa.

Toyota telah meneliti 4200 keluhan terkait permasalahan pada sistem akselerasi.

Produsen mobil terbesar di dunia itu sedang berusaha meningkatkan kualitas dan citra merknya setelah sejak setahun silam menarik lebih dari delapan juta unit kendaraannya karena permasalahan pada sistem akselerasi.

Safety Research & Strategies Inc, lembaga independen yang peduli pada keamanan kendaraan dan beberapa media termasuk Los Angeles Times sebelumnya melaporkan bahwa sistem kontrol throttle elektronik Toyota berperan penting dalam kerusakan sistem akselerasi.

Para pelanggan di AS mengeluhkah kecepatan kendaraan yang tiba-tiba berkurang 80 persen sejak April silam.

Nilai saham Toyota menurun 0,2 persen menjadi 2.957 Yen pada pukul 9.05 waktu Tokyo, di bursa saham Tokyo Stock Exchange. Saham Toyota sendiri telah berkurang 24 persen tahun ini.

Toyota akan melengkapi kendaraannya dengan teknologi keselamatan yang disebut 'brake-override control' pada 84 persen mobil produksinya baik itu Toyota, Lexus, maupun Scion yang dipasarkan di AS.

Toyota akan menjadi pabrikan kendaraan pertama yang menggunakan teknologi keselamatan dalam jajaran produksinya. Teknologi itu dirancang untuk mengatasi lompatan pedal gas ketika pedal rem diinjak.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010