Mungkin tidak pernah terbayangkan oleh para pendiri Dompet Dhuafa (DD), bahwa dari kegiatan sederhana, yang hanya didasari rasa kepedulian membantu mereka yang sedang kesusahan, dilakukan secara sederhana, dan pada awalnya tidak direncanakan secara matang, akhirnya menjadi aktifitas yang luar biasa.

Menjadi aktifitas bagi banyak orang, bahkan telah mempengaruhi jutaan orang. Dan tidak pernah terpikirkan akan menjadi organisasi yang besar.

DD yang pada awalnya didirikan tanpa satu konsep jelas itu, telah berubah menjadi organisasi sangat besar. Memiliki aktifitas sangat signifikan, dan dikenal masyarakat dalam urusan kegiatan kepedulian, kegiatan sosial, kegiatan pemberdayaan, pengelolaan zakat, infak dan sedekah, dan dikenal sebagai organisasi yang memiliki track record sangat bagus, citra sangat baik.

Dan akhirnya menjadi salah satu organisasi yang memiliki peran dalam perubahan-perubahan sosial, khususnya program sosial masyarakat di Indonesia, di Asia Tenggara dan juga di dunia.

Sebuah organisasi yang pada awalnya tidak didesain dengan sangat-sangat matang itu, kini telah berubah menjadi organisasi yang sedemikian disegani, dan memiliki peran sangat besar dalam pengurusan dan pengelolaan dana sosial keagamaan, termasuk juga dalam dunia pemberdayaan dan dunia tentang ke-LSM-an di Indonesia.

Fakta ini menunjukkan bahwa sebuah organisasi yang mungkin pada awalnya disiapkan dengan biasa-biasa saja, ketika kemudian dikelola dengan baik, memiliki komitmen dan kesungguhan para pengelolanya, secara perlahan akhirnya bisa menjadi sebuah organisasi yang sangat berkualitas dan luar biasa besar.

Pada tanggal 2 Juli 2010, saat Dompet Dhuafa Republika (DD) melewati usia 17 Tahun. Keluarga besar DD mengadakan perhelatan dalam bentuk penghargaan kepada tokoh dan insan yang memiliki kepedulian sosial dan dedikasi untuk membantu masyarakat., khususnya dalam membantu masyarakat miskin.

Acara tersebut dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, bahwa DD masih terus berkibar dalam usianya yang sudah mencapai 17 tahun. Usia 17 tahun tentu patut disyukuri, karena tidak sedikit lembaga yang belum genap usianya sepuluh tahun sudah tenggelam.

Meskipun pada awalnya DD lahir dengan motivasi sederhana dan kemampuan seadanya, tetapi kini DD telah menjadi salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sekaligus organisasi pengelola zakat di Indonesia yang cukup disegani.

DD lahir bukanlah pada zaman di mana urusan pengelolaan dana keagamaan semisal zakat telah diperhatikan dengan serius oleh pemerintah seperti hari ini. DD juga tidak lahir di ruang kosong, tanpa ada lembaga sejenis yang menjadi pendahulunya. Lahir dalam asuhan koran Republika, DD mampu menarik perhatian masyarakat untuk kemudian mendukung dan membesarkannya.

Para pendiri DD seperti Parni Hadi, Haidar Bagir, S. Sinansari Ecip dan Erie Sudewo telah berjasa melahirkan dan mengembangkan lembaga masyarakat ini. Untuk selanjutnya Harian Republika berbesar hati untuk memandirikan DD dengan tidak lagi menempatkan DD sebagai bagian struktural langsung.

Akhirnya semua penempatan posisi lembaga ini disempurnakan dengan pembentukan Dewan Wali Amanah pada tahun 2001 sebagai bentuk komitmen bahwa DD adalah lembaga dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Sejak periode ini DD berubah menjadi organisasi independen yang berkhidmat kepada masyarakat.

Selama waktu yang telah dilalui, telah banyak goresan karya yang dilakukan DD. Dari mulai sekedar membantu kesulitan orang miskin ketika berobat, sehingga kemudian mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yang menjadi sebuah rumah sakit gratis yang diperuntukkan bagi orang miskin.

Pengembangan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang cuma dimodali awal Rp1–3 juta, kini banyak yang telah beraset lebih dari Rp50 miliar. Pendampingan petani di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur yang pernah mencatat area dampingan lebih dari 1.000 hektar dan melibatkan lebih dari 1.500 petani.

Pendirian toko grosir sebagai penstabil harga di Liwa Lampung Barat. Pendirian Industri Tepung Tapioka Rakyat (ITTARA) di Lampung Tengah. Mempelopori manajemen Tebar Hewan Kurban (THK) yang bersifat lebih memeratakan protein dan aset ke daerah.

Juga melahirkan Depo Pengasong Z-Point di Kramat Jati, Jakarta Timur yang bertujuan memberdayakan penjual di tingkat paling bawah. Mengembangkan peternakan domba tiga strata Ternak Domba Sehat (TDS) sebagai pusat pembiakan bibit unggul domba dan mengelola sistem paroan (dibagi dua) dengan peternak kecil (Inti Plasma).

TDS kemudian berubah bentuk menjadi Kampoeng Ternak. Mengembangkan pola pertanian organik melalui Lembaga Pertanian Sehat (LPS), sekaligus melakukan pendampingan petani di Bogor, Sukabumi dan berbagai daerah lain di Indonesia.

Khusus untuk melakukan kegiatan pendampingan masyarakat secara berkelompok melalui mekanisme dana bergulir, DD mendirikan dan mengembangkan Masyarakat Mandiri (MM).

Karya lain yang telah dibuat DD adalah melahirkan dan mengembangkan lembaga reaksi cepat bencana yaitu Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang daya jelajah bencananya telah mencapai seluruh wilayah Indonesia dan juga ke luar negeri seperti Bosnia, Palestina, Afghanistan dan Irak.

ACT untuk selanjutnya menjadi lembaga mandiri dengan spesialisasi kebencanaan. Mendirikan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yang kini telah melayani anggota dengan jumlah lebih dari 50.000 jiwa. Juga mendirikan sekolah gratis berasrama SMART Ekselensia Indonesia, sebuah sekolah gratis unggulan untuk masyarakat kurang mampu.

Masih banyak kegiatan lain yang telah dan masih DD lakukan seperti mengembangkan Warung Ukhuwah untuk memperkuat sektor ekonomi jamaah masjid, mendirikan Baitul Mal Desa (BMD) dalam rangka memfasilitasi keswadayaan masyarakat desa pada sektor ekonomi.

DD juga pernah mengembangkan program bis gratis yang memfasilitasi transportasi bagi pelajar dan mahasiswa, khususnya pada saat terjadi kenaikan BBM yang mengakibatkan kenaikan tarif angkutan umum.

Dalam pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat, DD juga masih mengembangkan program Zona Madina yaitu sebuah program pemberdayaan masyarakat terpadu berbasis wilayah yang dalam perencanaannya akan dikloning di 20 kecamatan di seluruh Indonesia.

DD pun saat ini sedang terlibat program pemberdayaan masyarakat di daerah terpencil, pulau terluar dan daerah perbatasan melalui pendampingan ekonomi, perbaikan sarana sosial dan peningkatan mutu sekolah.

Bersamaan dengan pengembangan program pemberdayaan, DD telah melahirkan Tabung Wakaf Indonesia (TWI) sebagai wahana pengelolaan wakaf yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat.

TWI selain memfasilitasi tersedianya infrastruktur bagi kegiatan sosial seperti pendidikan dan kesehatan, TWI juga sangat concern dalam mengembangkan program wakaf produktif yang bertujuan memanfaatkan aset wakaf dalam pengembangan kegiatan ekonomi dan bisnis.

Selain fungsi pemberdayaan langsung, DD juga mengemas kegiatan yang turut mendukung kinerja tidak langsung lembaga, yaitu mendirikan dan mengelola DD Travel yang bergerak dalam layanan haji dan umroh.

DD juga mendirikan dan mengembangkan pusat pendidikan, pelatihan, penelitian dan konsultasi zakat yaitu Institut Manajemen Zakat (IMZ) yang kemudian berubah nama menjadi The Indonesia Magnificent of Zakat (IMZ).

Juga mengembangkan beberapa unit kegiatan sebagai pendukung sayap bisnis sosial, seperti DD Water sebagai produk utama dari korporasi PT. Daya Consumer Goods, sebuah payung bisnis dalam jejaring DD untuk menghasilkan produk-produk kebutuhan rumah tangga.

DD Livestock untuk mendukung kegiatan usaha peternakan dan DD Consulting guna melayani permintaan bantuan kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dari berbagai pihak.

DD pun kini bersiap dengan pengembangan DD Construction untuk menangani jasa pembangunan fisik, selain mengembangkan toko Sekenstore untuk melayani transaksi jual beli barang bekas.

Tentu, sebagai bagian dari ikhtiar sosial dalam mengangkat harkat hidup kaum dhuafa, tidak semua program DD juga berjalan mulus. Sebagian di antaranya mengalami tantangan dan hambatan luar biasa.

Juga ada yang timbul tenggelam terus bertahan untuk menjadi bukti konsistensi perjuangan dalam rangka memberdayakan masyarakat. Sebagian di antaranya juga telah berevolusi dan mengalami transformasi perubahan bentuk program dan alih manfaat kepada masyarakat.

Namun DD telah membuktikan bahwa sebuah organisasi pemberdayaan harus terus berkreasi untuk menghasilkan karya perbaikan bagi masyarakat.

Kini melewati usia 17 tahun, DD dihadapkan dengan tantangan yang bukan semakin mudah, akan tetapi semakin lebih berat. Karena kini DD harus menghasilkan program yang lebih baik lagi, lebih fundamental secara nilai manfaat dan kalau perlu lebih fenomenal dari segi pengaruh dan pencitraan.

Kini, DD bagai dihadapkan sebuah bentangan jalan terjal yang untuk melaluinya memerlukan ketabahan, kekuatan dan kemampuan penuh agar menghasilkan sebuah karya program unggul dalam rangka khidmat kepada kaum dhuafa.

Melalui berbagai strategi pendekatan yang DD pernah kembangkan, seperti strategi V2G (Value transformation, Volunteerism and Grant Making), atau strategi PIKAT (Penguatan Kelembagaan, Inovasi, Kemitraan, Aliansi dan Transformasi Nilai) DD bertekad untuk terus membentangkan layar bahtera kepedulian sebagai salah satu kekuatan pelopor pemberdayaan di Indonesia. (***)


*) Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010